Lagi, Groundbreaking Proyek Strategis Jokowi Terancam Molor Gara-gara Ganti Rugi Lahan

Sosialisasi pembangunan Bendungan Karangnongko di Bojonegoro, Jatim
Sumber :
  • tvOne

Bojonegoro – Rencana groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Karangnongko yang berada di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terancam molor. 

Jokowi Turun Gunung Bantu Menangkan RK di Pilgub Jakarta: Kita Hanya Ikhtiar

Pasalnya, rencana pelaksanaan groundbreaking Bendungan Karangnongko yang semula ditargetkan awal September ini kembali tertunda. Alasannya, warga yang terdampak proyek tersebut, yakni Desa Ngelo dan Desa Kalangan, Kecamatan Margomulyo belum mendapatkan kepastian jaminan terakomodirnya tempat relokasi yang sesuai dengan harapan mereka.

Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Jawa Timur, Sukur Priyanto mengatakan jika rencana pelaksanaan groundbreaking Bendungan Karangnongko di Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, dipaksakan maka akan mengundang konflik sosial di masyarakat terdampak. 

Jokowi Akhir Pekan Ini Bakal Hadiri Kampanye Akbar RK-Suswono

"Mestinya bagaimana pemkab dalam hal ini mampu meminimalisir potensi kerawanan sosial merupakan hal yang lebih penting, ketimbang pelaksanaan groundbreaking Bendung Gerak Karangnongko," kata Sukur, Minggu, 18 September 2023.

Bendungan (ilustrasi)

Photo :
  • PUPR
Said Didu Diperiksa Polisi Hari Ini Buntut Kritik PSN PIK 2

"Saya pikir menunda pelaksanaan groundbreaking satu atau dua bulan itu lebih baik daripada dipaksakan dalam minggu ini akan menyakiti warga disana," sambungnya

Menurut Sukur, masyarakat di dua desa terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni Desa Ngelo dan Desa Kalangan itu merasa belum mendapatkan kepastian jaminan tempat relokasi yang layak dan sesuai harapan mereka.

 "Cobalah para pihak terkait PSN Bendung Gerak Karangnongko ini duduk bersama memberi ruang atas harapan masyarakat terdampak, atau turun ke bawah melihat langsung apakah keinginan mereka sudah terpenuhi semua ataukah belum, karena hingga hari ini masih jauh dari harapan masyarakat," ungkapnya

Terpisah, Sujono, warga Ngelo saat dikonfirmasi mengatakan, semula mendengar informasi groundbreaking proyek bendungan pada 5 September tapi batal dan diundur hingga 12 September. Namun, sampai detik ini rencana peletakan batu pertama belum dilaksanakan.

"Kami warga ngelo sangat kecewa dengan adanya rencana pelaksananan groudbreaking tu, kami anggap itu sebagai kegiatan intimidasi secara tidak langsung terhadap warga ngelo," kata Jono.

Dia juga mengatakan tidak seharusnya groundbreaking itu dilaksanakan dengan mengesampingkan rekomendasi yang belum ada dari pemerintah pusat, dan tanpa mengadakan musyawarah dengan warga ngelo. Warga menilai perbuatan Pemkab Bojonegoro melawan hukum.

"Jika protes kami dengan baik - baik tidak diperhatikan maka jika kami akan bawa masalah ini ke Bareskrim Polrikarena sejak awal teknis yang berjalan sudah melanggar hukum, karena kami sudah menderita dan kecewa atas sikap pemkab Bojonegoro," tegasnya.

Terpisah, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo belum bisa dikonfirmasi terkait rencana tersebut. Sedangkan Kepala Dina PU SDA Bojonegoro Herry Widodo ditemui enggan memberikan penjelasan, hanya menjawab minta waktu.

Diketahui, Bendungan Karangnongko yang berada di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Blora, Jawa Tengah. Pembangunan Bendungan Karangnongko tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022 yakni Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Bendungan Karangnongko secara teknis memiliki luas genangan 1.026,55 hektare dengan kapasitas tampung  efektif 59,1 juta m3. Bendungan ini diproyeksikan dapat menyuplai air irigasi di kawasan Solo Valley Werken seluas 62.000 hektare. 

Solo Valley Werken sendiri merupakan program pembuatan jaringan irigasi dan pembangunan pengendalian banjir sejak zaman Pemerintah Hindia Belanda yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya. 

Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektare dengan debit 2,85 m3/detik dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektare dengan debit 7,90 m3/detik.

Selain mengairi lahan pertanian, Bendungan Karangnongko beserta tiga Bendung Gerak di bawahnya, yakni Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat dan Bendung Gerak Sembayat nantinya akan beroperasi secara terintegrasi untuk penyediaan air untuk kebutuhan irigasi dan air baku sebesar 1.155 liter/detik pada wilayah Bengawan Solo Hilir yang berada di Kabupaten Ngawi, Bojonegoro, Blora, Tuban, Lamongan hingga Gresik.

Laporan: Dewi Rina/tvOne Bojonegoro

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya