Dalam Forum Internasional, Din Syamsuddin Perkenalkan Yenny Wahid sebagai Cawapres

Yenny Wahid dalam Konferensi Internasional The Audacity of Peace
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta – Sebuah momen menarik terjadi dalam Konferensi Internasional oleh Komunitas Sant’ Egidio tentang Tekad Menciptakan Perdamaian (The Audacity of Peace) di Berlin, Jerman, 10-12 September 2023. Dalam acara ini, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang menjadi moderator acara memperkenalkan Direktur The Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid sebagai calon Wakil Presiden. 

Kerusakan Lingkungan jadi Masalah Serius, Ketua MLH PP Muhammadiyah Ajak Ubah Pola Pikir

Yenny Wahid dikenalkan sebagai Cawapres di hadapan sekitar 300 peserta dari utusan berbagai negara yang terdiri dari tokoh agama dan aktivis di di seluruh dunia termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Jerman Arif Havas Oegroseno dan Wakil Perdana Menteri & Menlu Italia Antonio Tajani.

Putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid

Photo :
  • VIVA.co.id/Uki Rama
Dukung RK-Suswono, Din Syamsuddin: Tepat untuk Pimpin Jakarta

Setelah Din menyampaikan bahwa Yenny Wahid disebut-sebut sebagai Calon Wakil Presiden Indonesia, lalu mendapat tepuk tangan dari peserta yang memadati auditorium besar di Berlin itu. Bahkan, pada waktu makan siang atau malam banyak peserta yang datang menyalami Yenny Wahid dan bertanya ke Din Syamsuddin apakah hal demikian akan menjadi kenyataan.

Seperti diketahui, Yenny Wahid sendiri mewakili organisasi terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Turut hadir pula Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti. Dalam sesi yang lain, Yenny Wahid menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam mengembangkan koeksistensi dan toleransi di antara pemeluk berbagai agama.

Yenny Wahid: Saya Siap Jadi Mediator antara Cak Imin dengan Gus Yahya

"Dengan cara toleransi bangsa Indonesia yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya dapat hidup secara damai mewujudkan cita-cita bersama," kata puteri mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini.

Yenny juga menyoroti dunia saat ini yang sedang dilanda konflik. Menurutnya, yang berkuasa tidaklah selalu benar. Namun di Indonesia, kata dia, selalu berusaha melakukan yang benar.

"80 persen populasi dunia menurut World Economic Forum sangat menghargai keyakinan beragama, ini kekuatan besar dunia," ucapnya.

Sementara itu Din Syamsuddin, dalam pengantarnya pada acara ini mengatakan bahwa kerusakan dunia yang bersifat akumulatif dewasa ini membawa ketakteraturan (disorder) dan ketakpastian (uncertainty) masa depan harus segera ditanggulangi bersama.

Menurutnya, sejak berakhirnya Perang Dingin, dunia tidak baik-baik saja. Terjadi seratus lebih konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Baik atas dasar komunalisme, etnik-kebangsaan, keagamaan, perjuangan memerdekakan diri, maupun atas dasar kepentingan ekonomi dan politik. 

Maka oleh karena itu, kata Professor Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, umat berbagai agama harus bersatu padu, bahu membahu mengatasi ketiadaan perdamaian. Dalam kaitan ini, lanjut Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam, dialog antar umat berbagai agama harus ditingkatkan. Namun, dialog itu memerlukan paradigma baru, yaitu dialog berasaskan kejernihan, keterbukaan, keterusterangan, dan untuk memecahkan masalah.

Dalam kesempatan berbeda, Sekum PP Muhammadiyah Abdul mu'ti tampil sebagai pembicara pada sesi lain tentang Seni Hidup Bersama di Dunia Runtuh (The Art of Living Together in a Shatterred World) mendapat respons positif dari audiens.

Menurut Guru Besar UIN Jakarta ini, hidup bersama di alam kemajemukan memerlukan seni, dan seni itu dapat menyelamatkan manusia di tengah dunia yang porak poranda.

Mantan Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini

Untuk itu, lanjut Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC ini, diperlukan kolaborasi semua pihak, termasuk penentu kebijakan, ilmuwan, dan aktifis sosial.

Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya