Mengenal Abna Hidayati, Istri Polisi Sekaligus Profesor Perempuan Termuda UNP

Abna Hidayati, istri polisi yang juga profesor perempuan termuda UNP
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Menjadi istri polisi yang mendapat banyak sorotan, sekaligus seorang wanita karir bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi ditambah harus mengurus 3 anak yang diantaranya masih berusia balita. Namun hal itu bisa dijalani Abna Hidayati.

Viral Polwan Ngamuk di Rumah Warga Tebing Tinggi, Kapolrestabes Medan Minta Maaf

Selain sebagai seorang Bhayangkari, perempuan kelahiran Pasaman Barat, Sumatera Barat pada 26 September 1983 itu menjadi Profesor perempuan termuda di Universitas Negeri Padang (UNP). Sejak Agustus 2023, Abna menyandang jabatan guru besar dalam bidang Analisis Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran sesuai dengan SK Mendikbudristek No.46168/M/07/2023.

"Sebagai seorang perempuan yang berkarya, keseimbangan peran itu memang harus diatur dengan baik. Jika tidak, maka ada satu yang akan berjalan dengan tidak baik," ujar Abna.

Sakit Hati Dibilang Anak Haram, Pria di Asahan Bunuh Tetangganya

Abna menyadari, keberhasilannya dalam mengambil tiga peran sekaligus akan sulit dilaluinya tanpa dukungan orang terdekat, baik doa orang tua, keluarga besar, para mentor di kampus, dan terutama suami. Apalagi, kata dia, ada tanggungjawab besar saat mengemban tugas sebagai istri abdi negara termasuk aktif di organisasi Bhayangkari.

"Tentu saja harus dengan kelapangan hati beliau, suami, memperbolehkan saya untuk berkarir dan mengikuti juga berbagai aktivitas di kampus," kata Abna yang suaminya bertugas sebagai perwira di Direktorat Kriminal Khusus Polda sumbar itu.

Anggota Polri Masih Perlu Senjata Api meski Ada Kasus-kasus Penyalahgunaan, Menurut DPR

Selain itu kuncinya, kata Abna, manajemen diri merupakan hal penting untuk mempermudah menjalani berbagai kesibukan. Namun, saat tiga peran itu datang bersamaan, dan harus menentukan skala prioritas, Abna memiliki prinsipnya sendiri.

"Saya tetap sebagai seorang istri yang memang memiliki tugas kepada keluarga kepada suami dan kepada anak," ujarnya.

Sebagai istri polisi, tambah Abna, posisi itu memberikan tantangan tersendiri. Ia harus bisa mendukung tugas suami dan pandai menjaga sikap, baik dalam keseharian maupun dalam bermedia sosial. 

"Menjadi seorang istri polisi memang banyak disorot, Karena polisi sendiri banyak disorot. Point pentingnya adalah selalu berupaya untuk bersikap baik agar citra polisi juga baik di masyarakat. Misalnya dengan membantu masyarakat, aktif dalam kegiatan sosial, aktif di masyarakat," tandas perempuan yang menjabat Kepala Departemen Program Studi Teknologi Pendidikan (TP), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) itu.

Keberhasilan Abna dalam usia muda meraih jabatan Profesor ia raih dengan penuh kerja keras dan perencanaan. Sejak awal kuliah, ia membuat sebuah catatan perancanaan detail mengenai apa yang harus dijalaninya. Kesempatan sekecil apapun tidak pernah ia lewatkan demi memuluskan cita-citanya.

"Ini rahmat Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika ada kesempatan ikut kegiatan penelitian, publikasi ilmiah, kesempatan itu tidak pernah saya tinggalkan. Yang penting juga kita harus selalu menulis ya," ujarnya yang punya latar belakang pernah menjadi wartawati itu.

Temuan yang ikut andil mengangkatnya menjadi guru besar adalah menghasilkan website pembelajaran sainsteraktif, video pembelajaran, dan multimedia interaktif. Abna mengawali karir sebagai dosen tetap sejak diterima pada 2008 di Program Studi Teknologi Pendidikan

Abna juga menjelaskan suka dukanya dalam menjalani peran tersebut. Baginya, tidak ada waktu santai dalam keseharian.

"Karena kita adalah pembelajar, jadi harus ada upaya dari diri untuk bisa menentukan mau jenjang karir ke arah mana. Kalau kita mau jadi mahasiswa atau dosen yang biasa-biasa saja itu tidak ada yang larang, tapi Sayang sekali," kata Abna yang juga menyampaikan terima kasih kepada para mentor di kampus yang membantunya yakni profesor saya, Prof.Dr. Alwen Bentri, M.Pd dan Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd.

Kini, Abna juga meningkatkan kegiatan pengabdiannya untuk masyarakat, Ia mendirikan Yayasan House Of Character. Sebuah lembaga yang fokus dalam pendidikan karakter anak usia dini, membangun rumah karakter dan membuat rumah tahfizd gratis untuk anak kurang mampu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya