Jokowi Effect Disebut Pengaruhi Pemilih PDIP Beralih ke Prabowo
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
Jakarta – Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan "Jokowi Effect" berpengaruh terhadap elektoral bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Gema Nusantara Bakry mengatakan, banyak pemilih PDIP yang melabuhkan dukungan kepada bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut lantaran dipicu adanya Jokowi Effect. Setidaknya ada tiga faktor pemilih PDIP beralih dukungan kepada Prabowo.
“Pertama, Jokowi Effect, di mana banyak pemilih PDIP yang mengikuti pilihan politik Presiden Jokowi,” kata Gema dikutip Minggu, 3 September 2023.
Faktor berikutnya, menurut dia, sebagian kader PDIP, tidak menerima pencalonan Ganjar Pranowo sebagai capres dari partai berlambang banteng tersebut. “Kedua, pemilihan Ganjar sebagai capres tidak diterima oleh sebagian kader PDI Perjuangan,” ujar Gema.
“Ketiga, gaya kepemimpinan Megawati yang kaku dan kurang egaliter, membuat rasa kurang nyaman sebagian elit dan kader PDI Perjuangan,” kata Gema menambahkan.
Berdasarkan survei yang diselenggarakan LSN periode 14 – 24 Agustus 2023, pemilih PDIP yang memilih Prabowo terus bertumbuh. Pada Maret 2023, pemilih PDIP mulanya yang mendukung Prabowo ada di angka 25,7 persen.
Kemudian angka itu naik menjadi 32,5 persen pada Juni 2023, lalu menguat di angka 38,8 persen pada Juli 2023. Puncaknya pada Agustus 2023, pemilih PDIP yang melabuhkan dukungannya pada Prabowo ada di angka 39,1 persen.
Sebaliknya, konstituen PDIP yang memilih Ganjar cenderung menurun. Pada bulan Maret 2023, pemilih PDIP yang memilih Gubernur Jawa Tengah itu masih ada di angka 50,2 persen.
Kemudian turun ke angka 48,1 persen pada Juni 2023, lalu ke angka 45,3 persen pada Juli 202. Kemudian berada pada angka 45,2 persen pada Agustus 2023.