Pos Pengamatan Merekam Gunung Karangetang Mengalami 34 Gempa Guguran

Petugas memperhatikan grafik seismograf aktivitas Gunung Karangetang di Pos Pemantau Gunung Api (PGA) di Desa Salili, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis, 7 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Manado – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, merekam sebanyak 34 gempa guguran periode pukul 00.00 - 06.00 WITA, Senin pagi, 28 Agustus 2023.

Gunung Kerinci Alami Gempa 1.884 Kali, Berpotensi Tiba-tiba Erupsi Tanpa Ada Gejala

"Sebanyak 34 gempa guguran tersebut memiliki amplitudo antara delapan hingga 35 milimeter selama 50-228 detik," kata Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang di Manado.

Pos PGA juga merekam satu kali gempa hybrid/fase banyak amplitudo 10 milimeter, S-P : 0 detik selama 20 detik, serta satu gempa tektonik jauh amplitudo 15 milimeter, S-P: 24 detik, durasi 78 detik.

Gempa Dahsyat M 7,3 Vanuatu, Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban

Luncuran lava pijar terlihat dari puncak kawah Gunung Karangetang.

Photo :
  • ANTARA/HO-PVMBG.

Terekam juga tremor menerus (microtremor) dengan amplitudo antara 0,5 - 2,0 milimeter, dominan satu milimeter. "Gempa guguran pada periode ini agak meningkat," katanya.

Gempa Dahsyat M 7,3 Vanuatu, Kemlu Terus Cari Info soal Kondisi WNI

Sejak erupsi efusif pada awal Februari 2023, hingga kini status Gunung Karangetang di level tiga siaga.

Secara visual, kata dia, gunung dengan ketinggian 1.784 di atas permukaan laut tersebut tampak jelas hingga tertutup kabut, sementara asap kawah tidak teramati.

Guguran lava pijar masih terjadi dari puncak kawah utama ke arah Kali Batuawang lebih kurang 1.000 - 1.500 meter, ke Kali Kahetang/Keting sejauh 1.000 - 1.750 meter dengan bunyi longsoran lava lemah hingga kuat.

Gunung Karangetang keluarkan awan panas

Photo :
  • dok PVMBG

Begitu pun dengan sinar api di kawah utama dan kawah dua antara 10 - 25 meter.

"Kami berharap warga terus berhati-hati terhadap potensi awan panas guguran yang sewaktu-waktu bisa runtuh serta banjir material vulkanik," kata Yudia. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya