Agustiar Sabran: Habib Umar bin Hafidz Bawa Berkah di Tanah Dayak

Ketua Dewan Adat Dayak Kalteng H. Agustiar Sabran bertemu Habib Umar Bin Hafidz
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Tabligh Akbar Al Habib Umar bin Hafidz sudah digelar di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu, 25 Agustus atau Rabu 6 Shafar 1445 H. Acara berjalan hikmah dihadiri lautan manusia.

Quick Count Poltracking Paling Presisi Prediksi Pemenang Pilgub Kalteng: Selisih 0,03 Persen

Banyak tokoh agama, pejabat, hingga adat hadir untuk mendengar dakwah dari Habib Umar Bin Hafidz. Salah satunya yang hadir adalah Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran.

Agustiar Sabran mengatakan, banyak pesan yang tertuang dalam dakwah Habib Umar Bin Hafidz. Nilai-nilai Islam dan kehidupan sehari-hari yang dapat diamalkan untuk keberkahan hidup dunia dan akhirat.

Anak Buahnya Tembak Mati Warga, Kapolda Kalteng Minta Maaf ke Masyarakat dan Keluarga Korban

"Habib Umar Bin Hafidz datang ke Tanah Dayak, sebuah kehormatan bisa bersilaturahmi sekaligus mendengar dakwah dari beliau. Kita tahu beliau adalah keturunan Rasulullah SAW. Kehadiran beliau menambah kerinduan dan kecintaan kita terhadap pemimpin umat Muslim, Rasulullah SAW," kata Agustiar Sabran.

"Beliau selalu mengajarkan bagaimana kita harus menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kaidah Islam. Alasan itu yang membuat beliau dicintai oleh semua tokoh lintas agama di Indonesia," tambahnya.

Dipecat dari Polri, Brigadir AK yang Bunuh Warga di Kalteng Belum Ajukan Banding

Lanjut Agustiar Sabran, nilai dakwah kerukunan yang dilontarkan Habib Umar Bin Hafidz mengingatkannya kepada Falsafah Huma Betang, salah satu kekayaan intelektual lokal asli Suku Dayak.

"Ada empat pilar yakni, kebersamaan, kejujuran, kesetaraan dan kekeluargaan. Banyak memiliki nilai luhur seperti seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan atau persaudaraan, persatuan, dan taat pada hukum. Tentu ini mengedepankan nilai kerukunan yang sesungguhnya."

Di sisi lain, Agustiar Sabran, merinding melihat banyak lautan manusia berbondong-bondong ke Palangka Raya untuk melihat dan mendengar Habib Umar Bin Hafidz. Tak hanya dari wilayah Pulau Kalimantan, banyak jemaah yang juga hadir dari luar Tanah Borneo.

"Itu menandakan Habib Umar Bin Hafidz membawa berkah di Tanah Dayak. Saya masih ingat cerita Rasulullah SAW baru lahir, di mana Halimah (Ibu yang menyusui Rasulullah SAW) mendapat berkah, kambing-kambing menjadi gemuk, mengeluarkan susu yang banyak. Unta-unta yang tadinya lemas berlarian."

"Semoga kehadiran Habib Umar Bin Hafidz yang merupakan keturunan Rasulullah SAW membawa berkah di Tanah Dayak. Kerukunan umat beragama dapat terjaga, tanah menjadi subur, peternakan menjadi maju, hingga sumber daya alam kian melimpah," lanjut pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI tersebut.

Tak hanya menghadiri tabligh akbar, Habib Umar Bin Hafidz juga meletakkan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Iman di Jalan Tjilik Riwut Km26 Palangka Raya.

Ponpes Darul Iman akan dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 100 hektare.

"Semoga santri-santri Ponpes Darul Iman nantinya bisa ingat bahwa yang meletakan batu pertama di sini adalah Habib Umar Bin Hafidz, keturunan Rasulullah SAW. Para santri bisa mengamalkan dan meneladani Rasulullah SAW."

"Semoga Habib Umar Bin Hafidz bisa hadir kembali ke Tanah Dayak. Kami siap menyambut Habib Umar Bin Hafidz dengan penuh kehangatan dan kecintaan. Saya mengucapkan kepada Habib Umar Bin Hafidz yang sudah menyempatkan hadir menyapa hingga memberikan dakwah kepada masyarakat Dayak," tutup Agustiar Sabran.

Sebagai informasi tambahan, Habib Umar Bin Hafidz merupakan keturunan Rasulullah. Ia ulama terkenal dan gurup pembaru Islam di Yaman.

Beliau lahir pada 27 mei 196 di Tarim, Hadramaut, Yaman. Saat ini, ia tinggal di Tarim, Yaman.

Habib Umar Bin Hafidz sehari-hari mengawasi perkembangan Darul Musthafa yang didirikannya. Ia juga membangun beberapa sekolah lainnya.

Habib Umar Bin Hafidz telah berdakwah di Indonesia sejak 1994, atas utusan Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah, untuk membangkitkan semangat para Alawiyyin di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya