Beda dengan Megawati, Jokowi Justru Puji KPK: Lembaganya Bagus, OTT Tiap Bulan

Presiden RI Joko Widodo
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal usulan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang ingin membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dianggap tidak efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Justru, Jokowi berbeda dengan Megawati.

Tuding Ada Mobilisasi Pejabat Daerah di Pilkada 2024, Megawati: Demokrasi Terancam Mati!

"Ya lembaganya kan bagus," kata Jokowi di Sumatera Utara pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Selain itu, Jokowi melihat kinerja KPK yang diketuai oleh Firli Bahuri sudah bagus. Bahkan, kata dia, penyidik di lembaga antirasuah itu sudah melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi di Tanah Air.

Tuding Ada Kecurangan, Ini 5 Pesan Megawati untuk Awasi Pilkada 2024

"Sistemnya sudah bagus. Tiap bulan juga ada OTT (operasi tangkap tangan)," ujarnya.

Bubarin KPK

Ucapan Selamat Jokowi setelah Khofifah-Emil Menang Versi Quick Count

Sebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengaku pernah meminta Presiden Jokowi untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dinilai sudah tidak efektif.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Photo :
  • YouTube PDIP

"Saya sampai kadang-kadang bilang sama Pak Jokowi, sudah deh, bubarin aja KPK itu Pak, jadi menurut saya enggak efektif. Ibu nih kalau ngomong ces pleng," ujar Megawati dalam Acara BPIP di Jakarta Selatan, Senin, 21 Agustus 2023.

Ia menyebut, semestinya KPK melihat ke bawah atau turun langsung ke rakyat dan menegakkan hukum di Indonesia. Salah satunya, memberantas pelaku korupsi sampai ke akarnya.

"Hayo kalian pergi lah kebawah, lihat noh rakyat yang masih miskin, ngapain kamu korupsi akhirnya masuk penjara juga, bohong kalau enggak kelihatan, persoalannya penegak hukumnya mau tidak menjalankan hukum di Indonesia ini yang sudah kita buat, itu persoalannya," kata dia.

Megawati juga sempat bercerita soal perlakuan KPK yang tak mengenakan menimpa dirinya. Pada saat itu, Megawati masih menjadi Presiden Republik Indonesia ke-5, periode 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Ia sempat mengatasi masalah 300.000 kasus kredit macet.

"Waktu saya krisis, kredit macet itu 300 ribuan, saya disuruh nangani, setelah itu KPK sudah ada, yang saya bikin sendiri. Waktu itu yang KPK ini enggak percaya katanya mana mungkin 300 ribuan kredit macet itu digugat, malak pengusaha-pengusaha ini, saya kira KPK sini dong buktinya kalau saya malak, ini dunia modern, saya mau naruh uangnya di mana, emangnya dikarung?” tuturnya.

Megawati pun juga menyinggung pembentukan KPK dan Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2002 saat dirinya masih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Ia menganggap Kejaksaan dan aparat kepolisian belum efektif untuk memberantas korupsi. Lantas, perlu adanya lembaga khusus untuk membersihkan korupsi di Indonesia.

Namun, KPK masa sekarang dianggap lemah dan hanya mencari keuntungan saja. KPK, kata Mega, tidak melihat ke rakyat langsung yang masih banyak menyentuh garis kemiskinan. "Kalian hanya mencari keuntungan bagi diri kalian sendiri, saya yang bikin KPK saya yang bikin MK," tuturnya.

Ilustrasi pilkada serentak 2024

KPK Supports Democratic Rights of Detainees in Upcoming Local Election

The Corruption Eradication Commission (KPK) has provided an opportunity for detainees held in the KPK detention center in Jakarta to vote in the 2024 Regional Elections.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024