Rektor UIN Bukittinggi Minta Maaf soal Insiden Mahasiswa Tolak Gubernur Sumbar

Rektor UIN Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi, Prof Ridha Ahida
Sumber :
  • UIN Bukittinggi

Bukittinggi – Civitas Akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi,  mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden penolakan dan isu pengusiran terhadap Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat menghadiri giat Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) untuk mahasiswa baru pada Selasa kemarin.

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

Melalui keterangan resmi yang diterima Rabu 24 Agustus 2023, Rektor UIN Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi Prof. Dr. Ridha Ahida, meminta maaf atas terjadinya insiden tersebut. Pimpinan UIN Bukittinggi menilai, seharusnya peristiwa serupa aksi orasi di hadapan orang nomor satu di Sumatera Barat itu, tidak seharusnya terjadi di dunia kampus. 

"Kami berkomitmen kuat dan juga tentu kita semua berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi,"demikian bunyi keterangan resmi pihak Kampus UIN yang dikutip, Rabu 24 Agustus 2023.

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

Masih mengutip salinan keterangan resmi itu, manajemen kampus menjelaskan bahwa kedatangan Gubernur Mahyeldi ke kampus UIN Bukittinggi, dalam rangka memenuhi undangan untuk memberikan kuliah umum atau orasi ilmiah agar memotivasi para mahasiswa baru.

Namun, baru beberapa saat Gubernur Sumbar hadir di hadapan mahasiswa baru, beberapa mahasiswa yang mayoritas terdiri dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Bukittinggi menggelar aksi orasi. Orasi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis, Pasaman Barat.

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Gubernur Sumbar Diusir Mahasiswa UIN Bukittinggi

Photo :
  • Tangkapan layar media sosial

"Penyampaian aspirasi tersebut dengan menggunakan mikrofon yang diambil dari meja MC. Aspirasi  yang disampaikan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan tema dan materi serta  topik yang disampaikan oleh Narasumber atau juga materi PBAK secara umum," ujarnya

Rektor menegaskan pemberitaan media bahwa terjadi pengusiran terhadap Gubernur Sumbar adalah sangat tidak benar. Menurutnya, saat mahasiswa yang menyampaikan aspirasi diamankan dan dibawa keluar oleh pihak panitia dan sekuriti  bersamaan juga dengan masuknya waktu salat Ashar.

Sementara unsur pimpinan kampus dan rombongan Gubernur keluar sambil bersalaman dengan mahasiswa  menuju Masjid Ulul Albab Kampus UIN Bukittinggi untuk menunaikan salat Ashar.

"Unsur pimpinan UIN Bukittinggi berserta pihak terkait telah mengambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan kepada oknum mahasiswa tersebut. Kejadian ini kami sadari tentu  telah mengganggu nama baik Bapak Gubernur dan UIN Bukittinggi di mata masyarakat," kata Rektor

"Untuk itu, Kami unsur pimpinan dan seluruh Civitas Akademika UIN Bukittinggi menyampaikan penyesalan mendalam dan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang sama sekali tidak diharapkan. Permohonan maaf ini juga kami sampaikan kepada segenap masyarakat Sumatera Barat. Sejatinya peristiwa ini tidak terjadi apalagi di dunia kampus," sambungnya

Kabag Umum, Akademik, Perencanaan dan Keuangan UIN Bukittinggi, Hendra Nasrul menyebut, pihaknya merasa malu dengan kejadian tersebut. Secara lembaga, kami tidak ada menolak kedatangan Gubernur.

"Waktu itu kami tidak menduga, kami tak menyangka akan ada aksi ini. Kejadian kemarin menjadi aib bagi UIN Bukittinggi. Kami merasa ini aib bagi kami, kami sangat malu. Kami tidak menduga ini akan terjadi. Memang kami dari UIN Bukittinggi merasa kecolongan," tutup Hendra Nasrul.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi diusir mahasiswa saat hendak memberikan pembekalan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi. Pesertanya adalah, mahasiswa baru. Video aksi penolakan itupun kini viral di laman media sosial. Peristiwa itu, disebut terjadi pada Selasa kemarin.

Dilihat dari cuplikan video yang beredar, tampak Gubernur Mahyeldi sedang duduk dihadapan ribuan mahasiswa baru diatas panggung dalam ruangan Student Center UIN Bukittinggi. Berdasarkan informasi, disaat sesi tanya jawab ada seorang mahasiswa yang kemudian mengambil kendali diatas panggung.

Dengan spontan, mahasiswa tersebut berorasi dan menolak kedatangan Mahyeldi. Orasi mahasiswa itu pun mendapatkan sorakan dan tepuk tangan dari ribuan mahasiswa baru yang hadir pada saat itu. Tak hanya itu saja, spanduk bertuliskan isu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Ham dilangkahi juga tampak terbentang.

Informasi yang dihimpun, sikap mahasiswa yang menolak keras kehadiran Gubernur itu, berkaitan dengan masalah isu usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat. Mahasiswa menuntut usulan PSN yang diajukan Gubernur Mahyeldi ke Pemerintah Pusat dicabut lantaran dinilai mengancam keberadaan masyarakat disana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya