Raker Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Soroti Kerusakan Alam, juga Polusi Udara Jabodetabek

Rakernas Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah
Sumber :
  • youtube TvMuhammadiyah

Jakarta – Kerusakan alam yang terjadi belakangan ini, menjadi sorotan dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Rakernas mengambil tema "Akselerasi Gerakan MLH dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim", berlangsung 18-20 Agustus 2023 di Grand Sahid, Jakarta.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir yang membukanya. Hadir diantaranya Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abas, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah M. Azrul Tanjung dan Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Supriyanto.

Hadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah, Ini Kata Gibran

Haedar dalam sambutannya, menekankan pelestarian lingkungan hidup lewat pendekatan teologis. Dimana menjaga alam adalah tugas suci yang diemban manusia.

Maka sebagai gerakan Islam, Haedar meminta MLH membangun gerakan sistemis. Penekanan pada kesadaran aspek teologis, potensial untuk menjadi solusi dari antroposen dan kapitalisme yang menjadi sebab kerusakan lingkungan di atas. 

Wapres Gibran Sebut Kunci di Kabinet Merah Putih Ada di Muhammadiyah

Haedar memaparkan, bagaimana Islam memandang kehidupan termasuk di dalamnya adalah lingkungan, alam. Segala yang diciptakan, jelasnya, memang harus diolah. Maka manusia diberi perangkat berupa pikiran hingga menghasilkan ilmu dan teknologi.

"Manusia diciptakan sebagai hamba Allah dengan iman yaitu tanggung jawab moral dan etik bahwa alam menciptakan begitu banyak kekayaan, tapi semua itu tidak boleh diambil seluruhnya. Sebaliknya jika diambil semua, akan berbalik menyerangmu,” jelas Haedar, dikutip Sabtu 19 Agustus 2023.

Sementara Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, M. Azrul Tanjung, menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki kepedulian yang sangat besar dalam upaya menjaga dan melindungi lingkungan hidup. 

Seperti saat ini, terjadinya polusi udara di Jabodetabek yang berdampak secara kesehatan pada sebagian warga di Jakarta. Perlu upaya serius untuk mengatasi persoalan ini. 

"Udara bersih adalah kunci dalam menjaga kesehatan serta kesejahteraan manusia dan lingkungannya. Udara bersih berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik. Dengan udara bersih manusia akan terhindar dan terlindungi dari berbagai penyakit", ujarnya. 

Selain masalah polusi udara, Azrul juga menekankan pentingnya Muhammadiyah mengambil peran soal energi terbarukan. Sebab, ini juga menjadi persoalan yang akan dihadapi oleh manusia. 

Didasari dengan ketersediaan energi fosil akan terus menipis. Oleh sebab itu Muhammadiyah harus melakukan langkah kongrit. 

“Segala upaya kita harus lakukan. Muhammadiyah akan melakukan langkah nyata. Misalnya kami akan melakukan uji coba penggunaan panel surya di 1000 amal usaha, baik di rumah sakit, lembaga pendidikan, atas masjid-masjid,” jelasnya. 

Azrul yang juga Wasekjend MUI, menilai upaya-upaya tersebut harus dibarengi dengan konsistensi pemerintah dalam membuat regulasi yang tegas. Sehingga Indonesia mampu mengambil langkah-langkah progresif bagi kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan disebut karena kerakusan manusia dalam mengeksploitasi alam.

Sidang kasus korupsi tata niaga timah di Pengadilan Tipikor Jakarta

Pakar Sebut Jaksa Ambil Kewenangan Penyidikan di Kasus Korupsi Tata Niaga Timah

Kasus timah dinilai lebih tepat masuk ranah administrasi yang menggunakan UU Minerba dan Lingkungan Hidup, daripada menggunakan UU Tipikor.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024