6 Fakta Polusi Udara Buruk di Jabodetabek, Kata Kementerian KLHK Gara-gara Kendaraan Bermotor
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Polusi udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya belakangan ini sedang disorot lantaran dianggap sudah semakin memburuk hingga dikeluhkan oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan. Situasi tersebut akhirnya membuat pemerintah harus angkat bicara dan memberikan solusi. Berikut ini fakta-faktanya yang telah dirangkum oleh VIVA.Â
1. Akibat kendaraan bermotor
Pengguna kendaraan bermotor yang kian bertambah diklaim menjadi penyebab polusi udara yang memburuk oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro.Â
Dijelaskan oleh Sigit bahwa data yang ada di tahun 2022, sebanyak 24,5 juta kendaraan bermotor tercatat di DKI Jakarta. Kemudian, sebesar 78 persen di antaranya adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor.Â
"(Rata-rata) pertumbuhannya per tahun dari 2018-2022 itu 5,7 persen dan sepeda motor itu 6,38 persen," ujar Sigit Reliantoro dikutip dari YouTube KLHK pada Selasa, 15 Agustus 2023.Â
2. Musim Kemarau
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan bahwa sepanjang tahun 2023 ini, kondisi kualitas udara Jakarta sejatinya cukup fluktuatif. Salah satu penyebabnya disebut karena Indonesia memasuki musim kemarau.Â
"Kondisi kita masuk musim kemarau yang memang di bulan Juli hingga September. Biasanya tinggi-tingginya titik musim kemarau sedang mencari tinggi-tingginya, sehingga berakibat pada kondisi udara Jakarta yang kurang baik," ujar Asep dalam konferensi pers pada Jumat, 11 Agustus 2023.
3. Dianjurkan Terapkan WFH
Sigit Reliantoro juga buka suara soal opsi work from home (WFH) selama kualitas udara di Jakarta kian memburuk. Opsi WFH itu diserahkan pihaknya ke masing-masing kantor di Jakarta. Tiap kantor nantinya dapat menentukan keputusan WFH sesuai dengan informasi kualitas udara Jakarta setiap hari.
"Yang kita sediakan adalah sarana untuk mengambil keputusan, jadi informasi kualitas udara tadi kan sudah tersedia di berbagai website. Mohon digunakan untuk masing-masing manajemen dalam menentukan apakah perlu WFH atau tidak," ucap Sigit dalam konferensi pers di Jakarta Timur, Jumat, 11 Agustus 2023.
4. Akan Dibuat Pergub
Mengenai kondisi udara di Jakarta, pihak Dinas Lingkungan Hidup telah menyusun berbagai macam regulasi. Salah satunya adalah Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
"Ke depan kami juga sedang menyusun untuk pengendalian dalam bentuk Pergub. Ini juga dalam waktu dekat akan ditandatangani Pak Gubernur. Itu Pergub untuk strategi pengendalian pencemaran udara," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto.Â
5. Sistem 4 in 1
Ada rencana untuk menerapkan 4 in 1 untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek yang mulai masuk kategori tidak sehat dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Presiden Joko Widodo secara khusus juga telah menggelar rapat kabinet terbatas untuk mengatasi udara kotor di Ibu Kota.
Selain itu, Budi Karya juga mengatakan uji emisi ini menjadi sentral dalam upaya mengurangi polusi udara di Jabodetabek. Oleh karena itu, pemerintah daerah (pemda) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan melakukan penegakan hukum terkait uji emisi ini.
6. Air Hujan
Sigit Reliantoro juga menyebut apa cara paling efektif untuk menanggulangi polusi udara yang kian memburuk. Menurut Sigit, cara yang efektif adalah bilas udara yang tercemar itu melalui air hujan.
"Kalau yang paling berpengaruh adalah hujan karena dia akan membilas udara yang ada di Jakarta. Nah, yang paling efektif adalah hujan itu," ujar Sigit dikutip dari kanal Youtube KLHK, Senin 14 Agustus 2023.
Sigit menyebut bahwa air hujan akan dengan cepat membantu polusi udara mereda sehingga ia berharap agar dapat segera terjadi. Seraya berseloroh, Sigit bahkan meminta agar masyarakat bersama-sama meminta hujan segera turun membasuh kota Jakarta dan sekitarnya.Â