AKBP Toni dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji Akhirnya Berdamai di Kedai Kopikalyan

Armuji, AKBP Toni, dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce
Sumber :
  • Dok. Humas Polrestabes Surabaya

Surabaya - Ketegangan yang sempat terjadi antara Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Toni Kasmiri, dengan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, berakhir damai. Keduanya sepakat untuk tidak memperpanjang masalah.

Kasus Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota Berakhir Damai

Toni dan Armuji terlibat ketegangan karena berseberangan saat proses eksekusi lahan yang di atasnya berdiri 28 rumah warga di Dukuh Pakis IV A Surabaya, Rabu kemarin.

Toni memimpin pengamanan eksekusi yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Surabaya, sementara Armuji mengaku mengawal dan membela warga. Toni sempat membentak Armuji.

Denny Sumargo dan Farhat Abbas Sepakat Damai, Warganet: Nggak Percaya!

Wakil Wali Kota Armuji dan AKBP Toni berdamai di kedai kopikaylan Surabaya

Photo :
  • Dok. Humas Polrestabes Surabaya

Setelah seharian lebih momen Toni membentak Armuji viral, mediasi akhirnya terjadi antara keduanya. Inisiator mediasi ialah Kepala Polrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi Pasma Royce. "[Mediasi] di Resto Kopikalyan pukul sembilan pagi," kata Toni kepada VIVA Jatim melalui pesan WhatsApp, Kamis, 10 Agustus 2023.

Kasus Pelemparan Batu ke Bus Transjakarta di Lenteng Agung Berakhir Damai, Pelaku Diminta Ganti Rugi Rp13 Juta

Dia menjelaskan, awalnya Kapolrestabes Surabaya mengajak Toni dan Armuji ngopi bareng di Kedai Kopikalyan yang berada di Jalan dr Soetomo, Tegalsari, Surabaya. Toni mengaku pertemuan berlangsung cair dan penuh keakraban. Pertemuan itu menyimpulkan bahwa ketegangan yang terjadi di lokasi eksekusi semata karena kesalahpahaman.

Karena hanya salah paham, Toni menuturkan dirinya dan Armuji kemudian saling memaafkan dan sepakat tidak memperpanjang masalah. "Kami sepakat jangan sampai diobok-obok pihak ketiga yang ingin memperkeruh situasi," ujarnya.

Berdasarkan foto yang diterima VIVA, Kombes Pasma dan Toni hadir dengan mengenakan seragam Polri. Sementara Armuji mengenakan kemeja putih. Ketiganya duduk di kursi dan meja berwarna cokelat. Ada juga foto yang memperlihatkan Kombes Pasma, Toni, dan Armuji saling bertumpang tangan, sebagai tanda damai. 

Video perdamaian keduanya juga tersebar di media sosial, di antaranya diunggah oleh akun Instagram @IniSurabaya. "Wis gak onok opo-opo yo rek... Kabeh sedulur...(Sudah tidak ada masalah apa-apa, ya kawan. Semua saudara)," tulis akun itu mengiringi video perdamaian Toni dan Armuji.

Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Toni bersitegang dengan Wakil Walikota Armuji

Photo :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Diberitakan sebelumnya, AKBP Toni bersitegang dengan Armuji saat pelaksanaan eksekusi 28 rumah warga di Dukuh Pakis 4 Surabaya, Rabu kemarin. Video ketegangan itu pun viral karena AKBP Toni menghardik Armuji yang datang di lokasi. Pengamatan VIVA Jatim di lokasi, Armuji selalu terpotong saat akan berbicara oleh ujaran AKBP Toni yang bernada tinggi.

“Bapak ndak usah ngatur saya, saya punya kewenangan di sini,” kata Toni.

Armuji coba menyela, namun langsung dipotong oleh Toni.

“Ini sudah putusan, harusnya bapak mendukung pemerintah. Kenapa menghalangi pemerintah,” timpal Toni dengan nada tinggi serupa membentak.

“Kenapa Bapak harus datang ke sini, memprovokasi warga, tidak boleh begitu! Tolong hargai orang PN, kami hanya mengamankan saja. Selama ini sidang ke mana saja?” kata Toni.

Ia kemudian menyerukan agar petugas terus melaksanakan eksekusi. Armuji pun lantas pergi meninggalkan lokasi.

Kepada wartawan, Armuji mengaku baru menerima laporan akan adanya eksekusi rumah warga pada Senin, 7 Agustus 2023. Politikus PDIP itu merasa terpanggil untuk membantu warga terdampak eksekusi karena mereka tidak menemukan tempat tinggal.

Armuji menuturkan, warga sebetulnya mau meninggalkan lokasi yang dieksekusi namun setelah menemukan tempat tinggal baru. "Kalau dieksekusi seperti ini, mereka tidak sempat mencari tempat. Di tempatkan di mana juga belum tahu," lanjut Armuji.

Armuji menegaskan, dia tidak menghalangi proses eksekusi apalagi itu berdasarkan putusan pengadilan. "Tadi saya sama juru sita ngomong kalau [warga] ada yang mau pindah sendiri, ya, enggak usah terlalu dipaksakan dengan cara-cara seperti ini supaya barang-barangnya enggak rusak," tutup 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya