Dibentak AKBP Toni, Wakil Wali Kota Surabaya Disarankan Lapor ke Propam
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Surabaya – Kabag Ops Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Toni Kasmiri, tengah jadi sorotan setelah membentak Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, saat proses eksekusi 28 rumah warga di lahan yang tengah jadi sengketa di Dukuh Pakis 4 Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu kemarin. Bila dirugikan, Armuji disarankan melaporkan Toni ke Propam.
Saran itu disampaikan anggota DPRD Kota Surabaya yang juga Sekretaris PDIP kota setempat, Baktiono. "Kalau Pak Armuji diperlakukan seperti itu, bisa lapor ke Propam. Ada mekanismenya dan dia bisa lalukan jalur sampai ke tingkat atas," kata Baktiono dihubungi VIVA Jatim pada Kamis, 10 Agustus 2023.
Baktiono menyesalkan kejadian adu mulut antara AKBP Toni dengan Armuji itu, apalagi diekspresikan dengan nada tinggi dan di tengah-tengah masyarakat. Apalagi Armuji bukan bawahan Toni. "Jangan dipertontonkan hal-hal yang tidak patut di hadapan masyarakat, karena kita semua sebagai aparatur di pemerintahan Kota Surabaya," ujarnya.
Menurut Baktiono, kehadiran Armuji selaku Wakil Wali Kota Surabaya di lokasi eksekusi adalah hal yang wajar. Dia ingin melihat kondisi puluhan warganya yang kehilangan tempat tinggal karena terdampak eksekusi. "[Armuji] tidak salah, kan, melihat warganya yang seperti itu. Karena dia [warga terdampak eksekusi] diakui sebagai penduduk dan ber-KTP Surabaya," ucapnya.
Sebetulnya, papar Baktiono, DPRD Surabaya sudah mengundang beberapa pihak terkait sebelum pelaksanaan eksekusi. Dewan ingin mendengar langsung penjelasan dari semua pihak untuk menemukan solusi. "Pihak dari Polrestabes tidak mau menerima undangan dari DPRD Surabaya. Kenapa demikian, karena ada undangan lain diterima," katanya.
Diberitakan sebelumnya, AKBP Toni bersitegang dengan Armuji saat pelaksanaan eksekusi 28 rumah warga di Dukuh Pakis 4 Surabaya, Rabu kemarin. Video ketegangan itu pun viral karena AKBP Toni menghardik Armuji yang datang di lokasi. Pengamatan VIVA Jatim di lokasi, Armuji selalu terpotong saat akan berbicara oleh ujaran AKBP Toni yang bernada tinggi.
“Bapak ndak usah ngatur saya, saya punya kewenangan di sini,” kata Toni.
Armuji coba menyela, namun langsung dipotong oleh Toni.
“Ini sudah putusan, harusnya bapak mendukung pemerintah. Kenapa menghalangi pemerintah,” timpal Toni dengan nada tinggi serupa membentak.
“Kenapa Bapak harus datang ke sini, memprovokasi warga, tidak boleh begitu! Tolong hargai orang PN, kami hanya mengamankan saja. Selama ini sidang ke mana saja?,” kata Toni.
Ia kemudian menyerukan agar petugas terus melaksanakan eksekusi. Armuji pun lantas pergi meninggalkan lokasi.
Kepada wartawan, Armuji mengaku baru menerima laporan akan adanya eksekusi rumah warga pada Senin, 7 Agustus 2023. Politikus PDIP itu merasa terpanggil untuk membantu warga terdampak eksekusi karena mereka tidak menemukan tempat tinggal.
Armuji menuturkan, warga sebetulnya mau meninggalkan lokasi yang dieksekusi namun setelah menemukan tempat tinggal baru. "Kalau dieksekusi seperti ini, mereka tidak sempat mencari tempat. Di tempatkan dimana juga belum tahu," lanjut Armuji.
Armuji menegaskan, dia tidak menghalangi proses eksekusi apalagi itu berdasarkan putusan pengadilan. "Tadi saya sama juru sita ngomong kalau [warga] ada yang mau pindah sendiri, ya, enggak usah terlalu dipaksakan dengan cara-cara seperti ini supaya barang-barangnya enggak rusak," tutup Armuji.