Jadi Kandidat Kuat Ketum IKA UB, Cak Fatah: Ada Raksasa Tidur yang Harus Kita Bangunkan
- istimewa
Jakarta - Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB) akan segera menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Kota Malang, Jawa Timur, pada Jumat, 11 Agustus 2023. Beberapa nama muncul masuk bursa kandidat menggantikan Ketua Umum IKA UB Periode 2019-2023, Prof Erani Yustika.
Dari semua kandidat, figur Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah alias Cak Fatah berada di atas angin.
Cak Fatah, mengaku sudah lama dapat dorongan dari banyak pihak untuk maju sebagai caketum IKA UB. Mendekati Munas yang tinggal hitungan dua hari lagi, dukungan terhadapnya makin banyak.
Dia mengaku sudah minta izin ke Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk maju. "Saya bilang, Pak saya jadi maju IKA UB. Beliau jawab, Oh iya harus. Kalau beliau bilang harus kan berarti sudah tugas," kata Cak Fatah, dalam keterangannya, Rabu, 9 Agustus 2023.
Menurut dia, publik pastinya sudah hapal dari spirit Menteri Basuki. "Kalau dikasih tugas gak boleh mundur," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menceritakan, sudah lama aktif di IKA UB. Saat ini, dia menjabat Anggota Majelis Wali Amanat UB bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Pun, dia juga sudah minta restu dari Muhadjir dan Mahfud MD. Kata dia, Muhadjir dan Mahfud juga sudah beri dukungan.
Kemudian, Cak Fatah menyebut salah satu tugas mengesankan jadi Wali Amanat UB adalah saat pemilihan Rektor beberapa waktu lalu. Menurut dia, pemilihan rektor UB paling smooth dan cepat.
"Bisa dengan musyawarah mufakat. Tak ada gonjang-ganjing seperti di beberapa kampus lain," lanjut Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) itu.
Lantas, alasannya minat maju jadi Caketum IKA UB, dia menjawabnya. Cak Fatah berharap ke depan IKA UB menjadi besar. IKA dapat bersama alumni muda untuk mencapai karir lebih cepat.
Menurut dia, cara itu dengan memberikan akses kesempatan pelatihan, pemagangan, sertifikasi profesional, dan kerja. "Dari alumni untuk alumni," tuturnya. Â
Cak Fatah bilang, IKA UB punya potensi luar biasa untuk jadi besar. Hal itu dinilai dari input seperti mahasiswa UB jumlahnya paling besar.
Kata dia, begitu masuk kampus, dosen UB juga termasuk pemegang paten terbesar. Ia menyebut bukan hanya sekadar penelitian, tapi sudah berbentuk barang yang mendapat paten dari sebagian besar di home industry. Dengan demikian, menurutnya karya dosen UB sudah diakui dan punya standar. Â
Dia juga mengapresiasi interaksi dosen dan mahasiswa yang selama ini bagus. Ia membanggakan jika ada gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), yang juara pasti UB. "Kalau gak juara 2, pasti juara 1," ujarnya.
Bagi dia, untuk mengoptimalkan potensi besar itu mudah. Ia menekankan, caranya dengan hilirisasi yang mendorong atau mensinergikan kekuatan alumni. M
Dia mengatakan demikian, kekuatan alumni UB itu besar karena tersebar di pemerintahan, swasta, dan BUMN. "Jadi, ini ada raksasa tidur yang harus kita bangunkan," tuturnya.
Kemudian, ia mengatakan cara membangunkan 'raksasa tidur' dengan mendampingi yang muda. Ia menekankan, alumni muda yang baru lulus ini diupayakan caranya agar bisa dapat kerja.
"Yah dari awal dikenalkan pada dunia kerja. Semangatnya seperti itu. Yang muda dibersamai, seluruh kekuatan itu. Dikasih pelatihan-pelatihan. Dan sebenarnya program pemerintah itu sudah ada," sebutnya.