Soal Tikungan LRT, Menteri PUPR: Perlintasan LRT Tidak Salah Desain
- Youtube @Aboico
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, buka suara soal lengkungan bentang panjang (longsoran) LRT yang melintas di atas Jalan Gatot Subroto-Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut dia, konstruksi bangunannya sudah baik, tidak salah.
“Bukan karena salah desain itu, hati-hati itu,” kata Basuki di Jakarta pada Senin, 7 Agustus 2023.
Bahkan, kata dia, Komite Keamanaan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berada di bawah Kementerian PUPR, juga sudah melakukan uji coba dan hasilnya aman.
“Jadi semua oke. Konstruksinya sudah oke kalau konstruksinya. Ini masih masuk dalam koridor keselamatan transportasi,” ujarnya.
Sebenarnya, Basuki mengatakan semua kereta api kalau di tikungan kecepatannya memang pasti dikurangi. Jadi, lanjut dia, wajar misalnya di kota kecepatan keretanya sekitar 30-40 km per jam tapi begitu di belokan dikurangi kecepatannya.
“Memang kalau di tikungan itu 20 km per jam ya wajar kan? Mau kecepatan berapa lagi? Wong di lurus saja 30-40 km perjam. Semua ketera api kalau di tikungan pasti melambat, pasti melambat,” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menanggapi soal tikungan atau longspan LRT (light rail transit) yang melintas di atas Jalan Gatot Subroto-Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut dia, tentu hal itu menjadi catatan untuk dilakukan perbaikan atau evaluasi kedepannya.
Terpenting, kata Jokowi, proyek lintas rel terpadu (LRT) ini pertama kali di Indonesia sehingga dimaklumi apabila terdapat kekurangan. “Kita harus ingat ya, MRT dan LRT juga pertama kali kita bangun, baru pertama kali kita bangun semua,” kata Jokowi saat uji coba LRT dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun Dukuh Atas pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Maka dari itu, Jokowi menganggap wajar jika masih ada kekurangan dalam proyek kereta cepat ini. Terpenting, Jokowi menekankan masalah keselamatan dan keamanan masyarakat yang menggunakan LRT diutamakan.
“Kalau ada hal yang masih kurang sempurna, masih ada perbaikan, masih ada koreksi masih ada, ya memang semuanya harus dievaluasi. Enggak bisa jadi langsung bagus, enggak. Yang paling penting keselamatan, keamanan diutamakan,” ujarnya.
Memang, Jokowi mengakui sempat ada masalah seperti pintu kurang 30 cm dan macet. Makanya, ia mengaku sudah 3 kali bolak-balik menggunakan LRT sekaligus uji coba dan mengecek kesiapan fasilitasnya.
“Ya diperbaiki kalau memang kemarin ada masalah apa, pintu kurang 30 cm macet, kita udah bolak balik, uji coba penting sekali agar betul-betul nanti pada saat digunakan masyarakat keselamatan dan keamanan baik sekali,” jelas dia.
Oleh karena itu, Jokowi meminta masyarakat agar tidak mencari celah untuk menyalahkan proyek LRT. Padahal, kata dia, konstruksi LRT Jabodebek yang digunakan semuanya merupakan produk dalam negeri. Tentu, sudah melalui perencanaan yang sangat matang.
"Jangan senang cari-cari kesalahan. Karena kesalahan pasti ada, karena baru pertama kali. Ini adalah produksi INKA, konstruksinya juga dikerjakan oleh kita sendiri, semuanya oleh kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang ya harus kita maklumi tetapi kita perbaiki. Semuanya direncanakan, semua dihitung, tetapi di lapangan kadang-kadang bisa ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa,” pungkasnya.