Temuan Puluhan Butir Pil Dobel L dalam Kecelakaan Kereta yang Tewaskan 6 Orang di Jombang
- VIVA/Uki Rama.
Jombang – Polisi melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dalam proses penyidikan kasus kecelakaan maut Kereta Api Dhoho dengan mobil Luxio yang menewaskan 6 orang, pada Sabtu malam, 29 Juli 2023.
Diantara barang bukti yang diamankan polisi itu, ada sekitar 16 alat bukti termasuk, temuan 48 butir pil dobel L yang diamankan dari tas Fikry (22 tahun), salah satu korban selamat dari peristiwa kecelakaan maut Kereta Api Dhoho dengan mobil Luxio.
"Kita sudah menyita sejumlah barang bukti yang diamankan. Ada sekitar 16 barang bukti, salah satu yang jadi atensi ini, ditemukan sejumlah pil dobel L, sebanyak 48 butir," kata Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Aldo Febrianto, Jumat, 4 Agustus 2023.
Aldo menjelaskan puluhan butir pil dobel L itu, ditemukan di dalam sebuah tas. Dimana dalam tas tersebut terdapat identitas korban selamat yakni Fikry dalam insiden laka maut tersebut.
"Ditemukan dalam tas, yang di dalamnya juga terdapat identitas saudara Fikry (korban selamat yang dirawat di RSUD Jombang)," ujar Aldo.
Untuk keperluan lebih lanjut, polisi mengaku akan melakukan pendalaman terkait temuan pil dobel L itu. Apakah pil dobel L mempengaruhi insiden kecelakaan ini.
"Kita akan selidiki terkait masalah kepemilikan pil dobel L ini. Dan secara teknisnya akan kita dalami nanti," tutur Aldo.
Selain itu, Aldo mengaku penyidik juga menyita barang bukti rekaman CCTV. Dimana nantinya rekaman CCTV tersebut akan menunjukkan siapa pengemudi mobil Luxio yang terlibat laka maut dengan kereta api (KA) Dhoho itu.
"Kita juga menyita rekaman CCTV, dimana itu memuat kejadian lakalantas tersebut. Dan tadi juga sempat kita saksikan dengan penyidik, detik-detik kecelakaan kereta api Dhoho yang melaju dari arah timur ke barat, kemudian dari sisi utara, mobil Luxio tanpa ada pengereman, mobilnya melaju melewati lintasan kereta ke arah selatan," kata Aldo.
Pada saat melintas itu, kereta yang melaju dari timur langsung menghantam bagian kiri belakang mobil Luxio. Sehingga terjadilah lakalantas maut yang menewaskan 6 orang satu keluarga itu.
"Pada saat menyebrang dihantam bagian sebelah kiri mobil, oleh kereta api Dhoho. Mobil tidak mogok. Karena ini sama dengan kesaksian penjaga warung yang sempat memperingati pengemudi namun tidak dihiraukan," tuturnya.
Dari rekaman CCTV, lanjut Aldo, juga tampak bahwa kereta api Dhoho juga menyalakan lampu. Namun tidak dihiraukan oleh pengemudi mobil Luxio.
"Sorot lampu kereta juga kita lihat sangat terang sekali. Sehingga kalau dalam keadaan sadar, seseorang pengemudi akan melihat sorot lampu kereta api tersebut," kata Aldo.
Ia menegaskan, penyidikan peristiwa laka maut ini masih terkendala pemulihan kesehatan dari saksi kunci yang saat ini masih dirawat di RSUD Jombang.
"Ini terkendala masalah kesehatan dua orang yang masih diopname di rumah sakit. Untuk itu kita menunggu pulihnya kedua orang ini agar bisa dimintai keterangan dan menemukan fakta-fakta kejadian laka maut," ujarnya.
Ia pun menyebut dua orang korban yakni Fikry (22 tahun) dan Arimbi (11 tahun) merupakan saksi kunci. Yang akan membeberkan siapakah sebenarnya yang mengemudikan mobil Luxio.
"Keduanya ini saksi kunci, karena keduanya ada di dalam mobil saat kecelakaan terjadi. Dan diantara dua orang ini pasti mengetahui siapa yang mengemudikan mobil Luxio," tuturnya.
Kini kedua korban masih dalam perawatan medis di RSUD Jombang. Polisi mengungkapkan perkembangan kesehatan keduanya juga sudah membaik.
"Sudah membaik keadaan saudara Fikry pasca operasi gegar otak. Kemudian saudari Arimbi juga sudah membaik. Dan pemeriksaan akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan dokter dari RSUD Jombang," ujar Aldo.
Perlu diketahui, kecelakaan maut di perlintasan rel kereta api (KA) tak berpalang pintu di Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu 29 Juli 2023, malam.
Sebuah mobil MPV Daihatsu Luxio nopo L 1009 XD, yang ditumpangi rombongan satu keluarga tersambar KA Dhoho. Akibat peristiwa itu, 6 orang tewas, dan 2 orang lainnya luka berat.