Serap Aspirasi, Ganjar Pranowo Nginap di Rumah Petani

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginap di rumah petani di Banjarnegara
Sumber :
  • Istimewa

Banjarnegara – Ahmad Sumardi, seorang petani di Desa Mertasari RT05/RW05 Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara seolah bermimpi, dia masih belum percaya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginap di rumahnya, Selasa malam, 25 Juli 2023.

PDIP: Jateng Bukan Kandang Banteng, tapi Kandang ‘Partai Cokelat’

Sumardi mengaku sangat bangga dan senang ada seorang Gubernur mau menginap di rumah seorang petani dengan rumah seadanya, seperti miliknya. 

Setelah pandemi Covid-19 berakhir, Ganjar kembali melakukan kegiatan "Ngopi Bareng Gubernur". Rutinitas yang dilakukannya sejak awal menjabat ini memudahkannya untuk menyerap aspirasi warga desa secara langsung. 

Analisis Pengamat soal Penyebab Utama PDIP Usung Andika-Hendi Kalah di Jateng

Biasanya, usai berdialog dengan warga, Ganjar menginap di rumah salah satu warga di desa yang dikunjunginya. 

"Rasanya bangga dan senang sekali saya petani tidak tahu apa-apa Pak Ganjar kok mau nginep di rumah saya, saya rasanya bangga walau saya orang kecil kok seorang Gubernur mau nginap di rumah saya," kata Ahmad Sumardi.

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Sumardi mengatakan, Ganjar adalah sosok pemimpin yang mau mendengarkan keluhan rakyatnya. Menurutnya Ganjar merupakan sosok yang baik dan dekat dengan rakyat kecil. Ganjar juga sosok yang sayang kepada anak-anak. 

"Iya sempat ngobrol, dan juga gendong cucu saya. Iya, foto bareng cucu saya," kesannya.

Meski ditempati bermalam Gubernur, Sumardi mengaku tidak melakukan persiapan khusus. Baik sajian makan dan tempat untuk tidur.

"Tidak ada persiapan khusus, ya hanya menyiapkan tikar. Karena memang pemberitahuannya mendadak. Tapi kondisi rumah saya ya begini, apa adanya," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa kegiatan menginap di rumah warga adalah pendekatan untuk mengatasi persoalan di masyarakat, terutama pengentasan kemiskinan ekstrem.

"Obrolan biasanya nginap di desa, sambil santai atasi persoalan bisa lebih detil kita kerjakan," ujarnya.

Menurutnya, hal semacam itu dapat membuatnya lebih tahu dan peka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Misalnya ada berapa rumah tak layak huni, berapa angka putus sekolah dan lainnya.

"Sambil ngopi kami follow up yang tadi malam (Ngopi Bareng Gubernur). Kami minta data karena sekarang masuk teknis dan teknokratis. Tadi malam, kita temukan anak hanya lulusan SD, kami minta dirayu agar mau sekolah paling tidak lulus SMA. Biasanya, kami minta nomor telpon satu-satu, kami tempel sampai berhasil (penyelesaiannya)," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya