Suhu Udara di Gunung Rinjani 1 Derajat Celcius, Ini Penjelasan BMKG
- VIVA.co.id/ Satria Zulfikar (Mataram)
Lombok – Suhu udara di Nusa Tenggara Barat (NTB) terasa sangat dingin di malam hari. Bahkan kemarin malam, suhu udara di Gunung Rinjani mencapai 1 derajat celcius dan mencapai titik beku pada dini hari.
Kondisi dingin di malam hari hampir merata di semua daerah di NTB dengan suhu berbeda. Suhu di desa Tetebatu Lombok Timur mencapai 9 derajat celcius, kemarin malam.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Anggi Dewita, mengatakan suhu dingin di musim kemarau saat ini memang sudah umum terjadi.
“Suhu dingin di musim kering merupakan hal yang lumrah terjadi,” katanya, Sabtu, 22 Juli 2023.
Ada tiga penyebab suhu di NTB saat ini cukup dingin. Pertama, Angin Monsun Australia. Angin Monsun atau disebut Angin Timuran yang bertiup di Australia akan membawa massa udara kering ke NTB. Hal itu karena di Australia sedang terjadi musim dingin.
Kemudian, NTB telah memasuki musim kemarau. Aktivitas Angin Timuran secara konsisten menjadi tanda bahwa NTB masuk musim kemarau. Puncak musim kemarau terjadi pada Juni, Juli dan Agustus.
Penyebab berikutnya adalah berkurangnya tutupan awan. Berkurangnya intensitas awan saat musim kemarau membuat gelombang pendek yang membawa suhu dingin terserap sempurna ke permukaan bumi.
“Sedangkan malam hari gelombang panjang akan terpancar ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali dari awan,” ujarnya.
Penyebab pertumbuhan awan sangat sedikit di musim kemarau karena kelembaban udara yang rendah dari lapisan permukaan hingga lapisan atas.
“Tutupan awan, pengaruh arus massa udara dingin dari bumi belahan selatan dan beberapa faktor interaksi permukaan bumi dan atmosfer lainnya menjadi penyebab suhu dingin di malam hari,” kata Anggi.
Dia menjelaskan, Gunung Rinjani mencapai suhu paling rendah karena berada pada ketinggian.
“Rinjani terletak di elevasi yang relatif tinggi. Ada proses fisis di mana massa udara di dataran tinggi biasanya lebih dingin daripada suhu udara di wilayah yang lebih rendah atau biasa disebut lapse rate udara,” ujarnya.
Musim kemarau saat ini, dia mengimbau, masyarakat untuk menjaga sumber atau mata air, menggunakan air dengan hemat, cukupi kebutuhan air dalam tubuh, cukupi nutrisi vitamin, menggunakan pakaian katun ringan di siang hari, menggunakan jaket saat malam hari dan menggunakan sunscreen saat beraktivitas di luar ruangan.