Palsukan Akta Cerai Demi Nikahi Perempuan Bone, Nasib Ipda SA Kini Ditahan di Lapas

Sidang komisi kode etik Polri. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • Dokumentasi Polda Jateng

Bone - Perwira menengah atau pamen polisi yang bertugas di Kepolisian Resor (Polresta) Palu, Sulawesi Tengah berinisial Ipda SA mesti mendekam di balik jeruji penjara. Ipda SA diahan lantaran memalsukan dokumen akta cerai.

Ipda SA berbuat demikian diduga hanya untuk menikah lagi dengan seorang perempuan asal Bone Sulawesi Selatan (Sulsel) inisial SR (39).

Akibat perbuatannya, Ipda SA kini mendekam di Lapas Kelas II A Watampone. Penahanan terhadap pamen Polri itu baru dilakukan setelah kasusnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Bone pada Selasa, 18 Juli 2023.

"Benar, kasus tersangka sudah kami serahkan bersama barang buktinya ke Kejaksaan Negeri Warampone," ujar Kasat Reskrim Polres Bone AKP Boby Rachman saat dihubungi, Jumat, 21 Juli 2023.

Sementara, Kasi Intel Kejari Bone Andi Khieril Ahmad menjelaskan, pihaknya langsung menahan Ipda SA ke Lapas Kelas II A Watampone. Langkah itu diambil setelah kasus dan barang buktinya dilimpahkan oleh kepolisian.

"Kasus untuk tersangka SA ini kami terima 18 Juli kemarin. Dia langsung kami tahan di Lapas Watampone," kata Andi saat dikonfirmasi terpisah.

Ilustrasi oknum polisi.

Photo :
  • Antara FOTO.

Dia mengatakan, penahanan terhadap tersangka SA dilakukan karena kasus yang melibatkannya telah memenuhi syarat subjektif dan objektif untuk ditahan.

Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI

"Penahanannya dilakukan karena telah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif sesuai dalam Pasal 21 KUHAP. Adapun pasal yang disangkakan yakni Pasal 266 Ayat (2) KUHP atau Pasal 378 KUHP," ungkapnya

Adapun terkait pemecatan dari kepolisian terhadap SA, Kapolres Kota Palu, Kombes Barliansyah menyebut pihaknya saat ini menunggu keputusan dalam sidang kode etik dari Propam Polda Sulteng.

AKP Dadang Resmi Dipecat dari Polri Buntut Kasus Polisi Tembak Polisi, Tidak Ajukan Banding!

"Terkait hal itu nanti kita menunggu sidang kode etik dulu. Tidak ada anggota yang kebal hukum, berbuat harus berani tanggung jawab," ujar Barliansyah.

Untuk diketahui, Kasus Ipda SA ini bermula saat cuti ke Kabupaten Bone, Sulsel. Di sana, Ipda SA bertemu dengan korban SR yang saat ini jadi istri keduanya.

Polisi yang Tembak Pelajar Dituduh Mabuk hingga Narkoba, Begini Faktanya

Saat itu, SA bertamu ke rumah SR di hari lebaran di 2016. Mereka sudah saling mengenal sejak lama karena SA adalah kakak kelasnya saat sekolah dulu.

Dia mengatakan semakin asyik dan nyaman, Ipda SA tertarik untuk mengajak korban SA ke pelaminan. Korban SR yang diajak pelaku pun bersedia memulai hidup baru dengan SA. Nah, saat itu, Ipda SA mengaku jika sudah duda dengan memperlihatkan dokumen yang dipalsukan.

Baik SR dan SA menikah di Bone. Usai menikah, Ipda SA kembali ke Polres Banggai, di Kota Luwuk Kabupaten Banggai, Sulteng untuk bertugas.

Tabiat kelam Ipda SA mulai terbongkar saat Korban SR dapat kiriman foto-foto pelantikan Ipda SA di Polresta Palu. Saat itu, Ipda SA pindah tugas dan didampingi seorang perempuan yang ternyata adalah istri pertamanya.

Lantaran sudah terbongkar, korban SR geram karena merasa ditipu. Dia awalnya mengira status Ipda SA adalah duda. Padahal, SA ternyata masih beristri. SA pun langsung melaporkan kasus yang dialaminya ke polisi.

Korban SR saat itu syok dan kecewa dengan Ipda SA. Dia langsung ke Mabes Polri melapor. Namun, Mabes mengarahkan SR melapor ke Polres Bone.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya