Presiden Indonesia yang Pernah Kunjungi Al Zaytun, Ini yang Mereka Lakukan
- vstory
Indramayu – Pondok Pesantren Al Zaytun yang terletak di di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pertama kali dibangun pada 1 Juli 1999.
Sejak pertama diresmikan, Pesantren yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektar ini selalu menjadi pusat perhatian, mulai dari pencapaian hingga kontroversi yang ada.
Menurut laporan The Washington Times, pada 2005 Al Zaytun disebut sebagai pesantren terbesar se-Asia Tenggara. Oleh karenanya, sejak dahulu pesantren ini kerap didatangi para politisi hingga presiden.
Tercatat, beberapa mantan presiden pernah berkunjung ke Al Zaytun, mulai dari Soeharto, Bj Habibie hingga Megawati Soekarnoputri. Lantas, apa saja yang mereka lakukan di Al Zaytun? Berikut ulasannya:
1. Soeharto
Soeharto disebut pernah mengunjungi Al Zaytun hingga sempat bermalam di sana. Panji Gumilang sempat meminta Soeharto meresmikan Gedung Jenderal Besar H.M Soeharto seluas 20 ribu meter persegi.
Sejumlah foto diambil ketika peresmian gedung pembelajaran yang dibangun di kompleks Pesantren Al Zaytun pada 2006 itu. Foto-foto tersebut memperlihatkan potret kedekatan Panji Gumilang dan Soeharto.
Kedekatan Soeharto dengan pimpinan Al Zaytun itu memang bukan desas-desus. Saat dikonfirmasi awak media, Panji Gumilang mengaku punya hubungan baik dengan Keluarga Cendana, termasuk dengan Soeharto.
Namun, kedekatan itu menurut Panji, sebatas soal peternakan sapi, salah satu jenis usaha yang dilakukan di pesantren tersebut. Selain itu dia juga mengaku dekat dengan putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy.
“Kedekatan saya dengan Pak Harto karena saya belajar peternakan sapi. Karena Pak Harto ahli sapi,” kata Panji Gumilang beberapa tahun lalu.
Sementara itu, Eks anggota NII, Imam Supriyanto menyebut keluarga Cendana tak hanya berhubungan baik dengan Panji Gumilang. Menurutnya, keluarga Soeharto merupakan salah satu donatur Al Zaytun.
Para penyumbang itu antara lain Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, Bambang Triatmodjo dan Ari Sigit Soeharto. Totalnya sebesar Rp 5 miliar. Imam yang ketika itu menjadi Wakil Ketua Pondok Pesantren Al Zaytun mengungkapkan, sumbangan diberikan secara bertahap pada 2005. “Saya yang menerima bantuan itu sebanyak dua kali,” kata Imam di Jakarta, pada Selasa, 3 Mei 2011 silam, dikutip dari Antara
2. Bj Habibie
Presiden RI ketiga BJ Habibie juga pernah mengunjungi Al Zaytun pada 1999 silam. Habibie datang untuk meresmikan pondok pesantren tersebut pada 27 Agustus.
Habibie saat itu disebut tidak memperdulikan isu Negara Islam Indonesia atau NII yang banyak ditudingkan ke Ponpes tersebut.
Lantas apa alasannya berkenan meresmikan Al Zaytun? Alasan itu diungkap Habibie pada 2011 silam.
“Saya membuka pesantren itu karena pada dasarnya pesantren itu mengkonsentrasikan peningkatan kualitas iman dan takwa sumber daya manusia kita yang terbarukan dan juga mengagendakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, saya dengan masukan tersebut, ikut meresmikan,” kata Habibie di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Kamis 12 Mei 2011.
3. Megawati Soekarnoputri
Saat menjabat sebagai Presiden, Megawati Soekarnoputri ternyata pernah diundang Panji Gumilang untuk menyambangi pesantrennya. Undangan itu dalam rangka peletakan batu pertama salah satu bangunan. Kala itu Megawati meminta Kepala BIN Hendropriyono datang mewakili dirinya. Hal ini diungkapkan oleh mantan anggota NII Imam Supriyanto.
“Pak Hendropriyono memang pernah ke Al Zaytun. Waktu itu beliau disuruh Ibu Megawati yang menjadi Presiden RI. Tujuannya untuk peletakan batu pertama salah satu bangunan,” ujar Imam Supriyanto, dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 5 Mei 2011 silam.
4. Wapres SBY, Jusuf Kalla
Wakil Presiden ke-10 dan ke 12 RI, Jusuf Kalla atau JK juga pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Al Zaytun. Bahkan, Ia mengaku sudah dua kali menyambangi ponpes yang konon punya keterkaitan dengan NII itu. Kunjungannya ke pondok pesantren itu terkait pendidikan. Kebetulan saat itu, JK duduk sebagai menteri.
“Saya pernah ke sana. Dua kali,” kata JK usai menghadiri 100 Tahun KH Wahid Hasyim di Auditorium Kementerian Agama (Kemenag), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 April 2011 silam.