Pengakuan Pendiri Bisnis Sewa Pacar Second Date, Bukan Prostitusi Hanya Bersenang-senang

Ilustrasi kencan.
Sumber :
  • Pixabay

Mataram – Bisnis penyewaan pacar bernama ‘Second Date Mataram’ di Kota Mataram, Lombok mulai ramai belakangan ini. Jasa tersebut menawarkan laki-laki dan perempuan muda untuk menjadi pacar sementara.

Praperadilan Ditolak, Polisi Tegaskan Pengungkapan Prostitusi Flame Spa Sesuai Prosedur

Jasa sewa pacar menawarkan penyewaan pacar melalui online dan offline. Untuk online bertarif Rp125 ribu dengan pelayanan chat, telepon dan voice note. Jika hanya menggunakan jasa sewa pacar melalui telepon tarifnya Rp35 ribu per jam, sementara untuk video call mematok tarif Rp45 ribu per jam.

Untuk kencan secara langsung atau offline date tarifnya Rp250 ribu per tiga jam, Rp300 ribu per empat jam dan 350 ribu per lima jam. Tarif akan bertambah per jam Rp100 ribu dengan maksimal jasa selama 8 jam.

Sebelum Jajaki Hubungan Lebih Serius, Kenapa Wanita Perlu Kencani 3 Pria di Waktu yang Sama?

Ilustrasi kencan online.

Photo :
  • Pixabay/ Geralt

Bisnis tersebut didirikan oleh dua orang. Salah satunya berinisial Al, seorang perempuan muda yang berasal dari Kota Mataram. Al mengatakan dia dengan seorang rekannya mendirikan bisnis tersebut tahun ini, setelah melihat

Setelah Influencer Sarnanitha Ditangkap, Polda Bali Bongkar Prostitusi Berkedok Spa

“Memang untuk Second Date di Mataram akibat sulit karena masyarakat menganggap ini sesuatu yang tabu bagi ramainya bisnis sewa pacar di kota-kota besar di Indonesia. mereka,” katanya dihubungi media ini, Senin, 17 Juli 2023.

Al mengatakan dia dan seorang temannya mendirikan bisnis tersebut dengan modal keberanian. Temannya bertugas sebagai admin, dan dia bertugas sebagai talent sekaligus yang mencari talent.

“Bisnis ini digagas pertama kali oleh teman saya dan saya. Teman saya sebagai adminnya,” ujarnya.

Banyak Diorder

Al mengatakan meskipun bisnis tersebut baru berdiri, namun pesanan banyak yang datang. Talent wanita dominan diorder sebagai teman kencan oleh para pria di Kota Mataram.

“Ya yang paling dominan memang cewek. Talent cewek yang paling banyak dapat order,” katanya.

Meskipun demikian beberapa pelanggan wanita juga mengorder talent pria untuk berkencan.

“Ada juga yang order talent cowok. Itu memang yang order perempuan untuk diajak kencan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, yang berminat menjadi talent juga banyak. Al mengatakan, saat dia dan rekannya membuka lowongan menjadi talent, banyak sekali pria dan wanita muda di Kota Mataram yang mendaftar.

“Banyak juga yang daftar jadi talent. Cuma yang seleksi nanti adminnya,” kata dara manis itu.

Syarat menjadi talent sangat ketat. Mulai dari orang yang belum menikah, berpenampilan menarik, bersikap riang dan sopan dan tentunya sudah dewasa. Beberapa aturan teknis harus ditaati saat menjadi talent, mulai dari tidak menerima kencan di luar order, tidak mengarah ke prostitusi, dilarang ke rumah penyewa dan aturan teknis lainnya.

Talent juga harus mampu menerima dan memberikan solusi terhadap curhat-curhat dari penyewa.

Bantah Bisnis Prostitusi

Ilustrasi kencan

Photo :

Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram mengkhawatirkan jika bisnis tersebut mengarah ke prostitusi atau melibatkan anak dalam bisnis tersebut.

Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi, mengatakan bisnis tersebut memang tidak berimplikasi hukum, namun sangat rawan jika disalahgunakan, apalagi menjurus ke prostitusi.

“Itu menawarkan jasa menjadi pacar sementara baik offline maupun online. Cuma itu rawan kalau sampai kemudian disalahgunakan. Banyak kemungkinan jangan-jangan bisnis seperti itu menjurus ke prostitusi,” katanya dihubungi, Kamis kemarin.

Menanggapi itu Al tegas membantah bahwa jasa penyewaan pacar sama sekali tidak mengarah ke prostitusi.

“Second Date hanya untuk senang-senang tidak mengarah ke prostitusi. Kita juga sangat tegas terhadap talent kita untuk melarang adanya prostitusi,” ujarnya.

Dia juga menyoroti pemberitaan yang beredar tentang Second Date yang kesannya bisnis tersebut mengarah ke prostitusi.

“Itu yang kita sedih, padahal karena belum coba aja. Kalau sudah coba pasti tahu ini bukan prostitusi. Kalau memang prostitusi itu di MiChat (aplikasi pertemanan) bukan di sini,” ujarnya.

Dia juga mengatakan Second Date akan siap jika suatu waktu LPA akan memanggil mereka untuk memberikan keterangan soal bisnis yang dijalankan.

“Kita sangat siap. Kita juga pingin menjelaskan ke LPA,” katanya.

Pemilik warung Pecel Lele yang menjadi kedok Prostitusi

Warung Pecel Lele Jadi Kedok Prostitusi, Polisi Tangkap Pemilik dan PSK

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Lampung Selatan berhasil membongkar praktik prostitusi yang berkedok warung pecel lele di Jalan Raya Titiwangi, Candipuro.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024