Haedar Nashir dan Prabowo Subianto Tak Bahas Politik, Bicara Rudal Buatan UAD Hingga Konstitusi

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Prabowo Subianto dan Abdul Mu'ti
Sumber :
  • VIVA/ Cahyo Edi

Yogyakarta – Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, mengunjungi Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Jumat 14 Juli 2023. 

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Dalam pertemuan itu, Haedar ditemani oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti dan Rektor UAD Muchlas MT.

Begitu tiba di UAD, Prabowo langsung ditemui Haedar Nashir di lantai 10 Gedung Utama Kampus 4 UAD. Pertemuan antara Prabowo dan Haedar Nashir ini dilakukan secara tertutup.

Wilayah Industri Ukraina Kena Serangan Rudal Rusia

Haedar menjelaskan, pertemuan antara Muhammadiyah dengan Prabowo ini tidak membahas masalah politik. Pembicaraan dengan Prabowo disebut Haedar membahas tentang masalah kebangsaan dan teknologi.

Salah satunya adalah tentang rudal panggul anti pesawat bikinan UAD yang dinamai CIRNOV. Rudal ini sudah diujicobakan di Lumajang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Panas! Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua ke Ukraina

"Kita dulu sering interaksi dengan Pak Prabowo sebagai Menhan. Kenapa (pertemuan) di UAD? Karena di lantai 9 nanti ada penelitian karya terbaik UAD yaitu rudal anti pesawat terbang. Proses ujicobanya sudah di Lumajang," ujar Haedar.

Haedar menjelaskan, rudal anti pesawat terbang ini merupakan kerjasama UAD dengan berbagai pihak. Diantaranya adalah Dahana, Pindad dan Kementerian Pertahanan.

Haedar menambahkan selain membahas tentang rudal, pembicaraan dengan Prabowo juga membahas tentang implementasi konstitusi. Khususnya penerapan Pasal 33 UUD 1945, sehingga diharapkan Indonesia bisa menjadi negara yang makmur.

"Muhammadiyah punya komitmen kebangsaan sebagai salah satu kekuatan yang berdiri sebelum Republik. Kita konsen bagaimana ke depan Indonesia itu betul-betul bisa berdiri tegak di atas konstitusi," ucap Haedar.

"Indonesia kaya raya dan penduduknya kohesif, guyub keragaman. Jadi yang dibutuhkan ke depan adalah bagaimana implementasi konstitusi dalam kebijakan-kebijakan strategis yang membawa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Itu diskusi kita," sambung Haedar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya