Penyelenggaraan Haji 2024, Akan Ada Screening Kesehatan Ketat untuk Calon Jemaah

Jemaah lansia tiba di Jeddah
Sumber :
  • MCH 2023

MEKKAH – Indonesia kembali mendapatkan porsi kuota penuh dalam penyelengaraan operasional ibadah haji tahun 2024. Kuota yang diperoleh 221.000. Untuk itu, agar penyelenggaraan haji tahun depan berjalan lancar dan tidak banyak jumlah jemaah wafat, ada banyak hal yang mulai dipersiapkan sejak 2023. 

Dahnil Anzar Ingatkan Pesan Presiden Prabowo Jangan Main-main Dengan Pengelolaan Haji

Salah satu hal yang menjadi perhatian yakni calon jemaah haji lanjut usia atau lansia, harus benar-benar dipersiapkan. Seperti diketahui, ibadah haji menjadi kewajiban bagi orang yang sudah mampu atau istithaah. Selain memiliki bekal finansial untuk beribadah haji, jemaah juga harus memenuhi istithaah secara kesehatan.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr M Imran

Photo :
  • MCH 2023
Hajj Expo 2024 Dibuka, BPKH Ajak Masyarakat Rencanakan Haji Sejak Dini

Kepala Bidang Kesehatan, PPIH Arab Saudi, dr M Imran menyambut baik adanya kuota penuh yang diberikan untuk Indonesia tahun depan. Namun demikian, sebelum proses pelunasan pihaknya ingin pemerintah Indonesia melakukan screening ketat pada jemaah haji agar memenuhi syarat istithaah secara kesehatan. Nantinya, data jemaah yang akan diberangkatkan di tahun 2024 akan diminta dari Kementerian Agama untuk kemudian data tersebut disampaikan ke Pusat Kesehatan Haji. dr imran ingin jemaah yang berangkat harus memenuhi kriteria istithaah secara kesehatan. Sehingga screening diharapkan mulai dilakukan bulan Oktober tahun 2023. Ini bisa jadi bagian dari cara percepatan proses penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. Sehingga, jemaah yang memenuhi syarat kesehatan bisa melakukan pelunasan pembayaran.

"Di bulan Oktober lakukan pemeriksaan, dari hasil tes kesehatan bisa dideteksi jemaah yang wajib lunas pembayaran," kata dr Imran ditemui di KKHI Mekkah, 10 Juli 2023.

Tes CAT dan Wawancara Seleksi Petugas Haji Pusat Digelar 17 Desember 2024

 Ia berharap ke dapan, kriteria istithaah terkait lansia akan lebih selektif. Hal ini penting untuk menentukan tingkat kemandirian jemaah melakukan aktivitas harian selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Tingkat kemandirian yang dimaksud salah di antaranya, jemaah bisa melakukan aktivitas mandiri seperti mandi sendiri, makan dilakukan mandiri dan berbagai aktivitas harian lainnya yang tidak memerlukan bantuan orang lain. Sehingga jemaah haji lansia bisa berangkat tanpa pendamping.  

"Jadi screening kesehatan kita jadwalkan Oktober-Desember 2023," katanya. 

Setelah proses screening katanya, juga akan ada pembinaan, terutama untuk mereka para jemaah haji yang memiliki risiko tinggi penyakit seperti diabetes, hipertensi dan lain-lain. Sementara untuk penderita kanker, juga harus memenuhi syarat istithaah. "kalau untuk penderita kanker, yang tidak memenuhi syarat istitohaah adalah stadium empat. Karena di stadium ini sudah ada gangguan aktivitas. Yang belum ada metastase masih memungkinkan (diberangkatkan ibadah haji) di bawah stadium 4," kata dr Imran.

Berikut kriteria istithaah kesehatan yang harus dipenuhi jemaah haji menurut dr Imran:

1. Demensia

Jemaah dengan kondisi demensia sedang berat akan lebih selektif lagi dilakukan pengecekan kesehatan. "Kalau demensia ringan masih bisa diberangkatkan. Yang tidak mungkin jemaah dengan demensia berat yang tidak bisa melakukan aktivitas, kegiatan sehari-hari. "Rata rata jemaah kita ristinya 65 persen, yang tidak istithaah ada tapi jumlahnya tidak terlalu besar 0,1 persen." 

2. Istithaah dengan pendampingan obat dan pendamingan

Istithaah dengan pendampingan obat biasanya mereka mengalami sakit akut tetapi bisa diatasi dengan pemeriksaan dan pembinaan. Sementara istithaah dengan pendampingan yakni jemaah yang mengalami disabilitas seperti buta, ini bisa berangkat namun harus ada pendampingnya.

3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah 
 
Mereka para jemaah yang tidak memenuhi syarat istithaah seperti yang mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya mengalami sakit jantug berat, demensia berat. "Naik satu atau dua tangga saja sudah capek berat, atau punya riwayat terapi oksigen yang lama, penyakit jiwa berat, kanker yang berat."

Angka Kematian Tinggi

Seperti diketahui, angka jemaah haji wafat dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini bisa dikatakan tinggi. Bahkan angkanya lebih tinggi dari 4 tahun terakhir. Beberapa faktor yang memicu kenaikan jumlah jemaah haji wafat tahun ini karena kondisi jemaah haji Indonesia yang memiliki risiko tinggi sebesar 70 persen. Jumlah jemaah haji Lansia tahun ini juga mencapai 30 persen, dan ditambah lagi cuaca ekstrem di Arab Saudi. 

Angka kematian diperkirakan masih akan naik. Berdasarkan data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu atau Siskohat hari ini, Selasa 11 Juli 2023, jumlah jemaah haji wafat mencapai 555. Sampai saat ini pula terdapat 205 jemaah haji sakit yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi dalam berbagai kondisi keparahan. 

Konjen RI di Jeddah, Eko Hartono sempat juga menyampaikan saat pertemuan dengan Menteri Agama, sebelumnya telah dibahas bahwa ke depannya akan ditata kembali sistem penyelengaraan haji dimana calon jemaah haji harus memenuhi terlebih dahulu syarat kesehatan sebelum pelunasan. 

Eko menambahkan bahwa pihaknya perlu tegas dalam penyelenggaraan haji. Jemaah haji yang diberangkatkan harus mampu tidak hanya finansial, namun juga kesehatan dan kemandirian selama pelaksanaan ibadah haji. 

"Kita harus tegas bahwa yang bisa beribadah haji tidak hanya mampu secara finansial namun juga mampu secara kesehatan dan kemandirian," ungkap Konjen Eko. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya