3 Tewas Akibat Longsor Lumajang, Satu Korban Bayi Berusia 4 Bulan

Rumah terdampak longsor di Lumajang akibat gempa Semeru
Sumber :
  • FB

Lumajang – Hujan deras yang mengguyur kawasan lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tak hanya menyebabkan bandang lahar dingin. Tapi juga mengakibatkan terjadinya longsor di beberapa titik. Bahkan, longsor tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia, satu di antaranya bayi berusia empat bulan.

Jalur Pendakian Semeru Kembali Dibuka

Berdasarkan data dari BPBD Jatim, ketiga korban meninggal dunia itu ialah Galih Adi Perkasa (23 tahun), Candra Agustina (20) dan bayi berumur 4 bulan, Galang Naendra Putra.

Ketiganya tertimpa material longsoran saat masih tertidur di rumahnya di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Jumat, 7 Juli 2023, sekira pukul 04.30 WIB. 

3 Orang Meninggal Akibat Longsor di Kota Tarakan Kalimantan Utara

Sementara dua penghuni rumah lainnya, Seger dan Sintawati, yang sudah berusia lanjut selamat karena sudah bangun tidur. Semua korban sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. Petugas juga melakukan pembersihan material longsor di lokasi.

Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang Kabupaten Lumajang

Photo :
  • Satpol PP Lumajang
Gunung Semeru Sudah 16 Kali Erupsi Hari Ini, Terakhir Tinggi Letusan 700 Meter dari Puncak

Plh Kalaksa BPBD Jatim Andhika N Sudigda turut terjun ke lokasi kejadian, memimpin tim reaksi cepat BPBD Jatim, di antaranya memberikan bantuan ke korban. "Atas nama Ibu Gubernur dan Pemerintahan Provinsi kami menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah ini," katanya.

Gempa Getaran Banjir Semeru

Sementara itu, pengamatan kegempaan mencatat bahwa getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terekam seismograf sebanyak empat kali selama 5 sampai 6 jam pada Jumat, akibat hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak gunung tersebut.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dalam laporan tertulisnya mencatat bahwa pada periode pengamatan Jumat pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan empat kali gempa getaran banjir.

"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," katanya dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Sabtu dini hari.

Selain itu, selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 45-155 detik, kemudian 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

"Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," ujarnya pula.

Akibat getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3, sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selanjutnya mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Selain di Kecamatan Pronojiwo, kejadian longsor juga terjadi di Kecamatan Candipuro Lumajang, tepatnya di Jalan Nasional Piket 0 KM 58. Akibat longsor ini, akses jalan terputus karena tanah longsor telah menutup seluruh badan jalan.

Kecuali di Lumajang, pada Jumat juga terjadi longsor di Kabupaten Trenggalek dan luapan banjir Kabupaten Malang. Di Trenggalek, longsor terjadi di tiga titik, yakni, Desa Masaran, Kecamatan Munjungan; Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo; dan Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan.

Sedangkan luapan sungai di Malang terjadi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Akibat luapan sungai ini, rumah warga dan akses jalan setempat tergenang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya