Merinding, Pengakuan Istri Alm Suprapto Saat Detik-detik Suaminya Meninggal Dunia
- MCH 2023
JEDDAH – Jemaah haji Indonesia, berangsur-angsur mulai kembali ke Tanah Air. Soejantini istri dari Almarhum Suprapto menjadi salah satu jemaah yang dijadwalkan pulang, Selasa, 4 Juli 2023.
Menjadi hal yang tak terlupakan bagi Soejantini, saat tiba di Madinah 25 Mei 2023 lalu, ia masih ditemani sang suami. Tapi kini, saat kembali ke Tanah Air, ia hanya ditemani koper Almarhum Suprapto Tarlim KertowijoyoÂ
Suprapto asal Demak, tercatat sebagai jemaah pertama Indonesia yang meninggal dunia pada musim haji tahun ini. Ia wafat hanya lima jam setelah check in di hotel Abraj Taba, Madinah, pada 25 Mei lalu.Â
Saat tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Selasa lalu, 4 Juli 2023, Soejantini tampak tegar menggeret koper sang suami. Namun, saat menceritakan kembali perjalanan sang suami ke Tanah Suci hingga meninggal dunia, ibu dua anak berusia 51 tahun ini akhirnya tak kuat menahan tangisnya.
Dia ingat betul bagaimana detik-detik saat sang suami berpulang. Diakuinya, sejak dari Tanah Air, kondisi suami sehat meski memiliki riwayat penyakit. Namun tak disangka, setelah mengantarkan sang istri ke kamar, lalu izin sholat, kemudian ke kamar mandi. Kemudian, Almarhum Suprapto keluar dari kamar mandi harus dipapah dan dibantu direbahkan di atas ranjang.
"Di kamar ditidurkan, saya masih bisa gosok pakai minyak kayu putih, saya panggil dokter. Tapi kelihatannya ada yang bisikin saya, 'Kalaupun itu sudah kehendak Allah dokterpun tidak akan bisa menolong suami mu,' Saya langsung menjerit, saya rangkul suami saya jerit, Â Lahaulla Walaakuwwata illabillahilaliyyil aziim," katanya langsung menangis teringat kenangan itu.Â
"Saya terus langsung bisikkan Allh Allah, bapak lihat saya, bapak sempat bilang Allah Allah, lidah sudah keluar saya ganjal dengan tangan saya, saya bilang, tangan ku dicokot tanganku dicokot," kenangnya lagi mengingat saat sang suami meninggal dunia.
Dikatakan Soejantini, sang suami tidak menitipkan wasiat apapun sebelum menutup mata. "Gak ada wasiat apa apa, jadi bapak gak sakit samasekali, hanya dia pingin secepatnya ke Madinah, kalau di Madinah katanya nanti saya mesti enak. Baru datang langsung ke hotel," katanya mengenang keinginan sang suami sebelum meninggal dunia. Â
Pulang tanpa suami, hanya ditemani koper dan barang-barang peninggalan sang suami, Soejantini yakin dia akan kuat tanpa Suprapto di sisinya. Kepergian sang suami katanya adalah ketetapan Allah.Â
"Insya Allah saya kuat, karena meninggalnya bapak, saya sadar itu ketetapan Allah, bapak meninggal kan saat pergi haji, itu yang bikin saya kuat," ujarnya lagi.Â
Saat sang suami meninggal dunia, Soejantini tidak diperkenankan untuk mengantar sang suami ke peristirahatan terakhir di Makam Baqi, Madinah. Meski demikian ia meminta pada seseorang untuk mendokumentasikan prosesi pemakaman sang suami.Â
"Saya lihat dari pagar, pada waktu itu saya dikode petugas setelah zuhur, sebelum zuhur saya kesana, saya solat di situ, pada saat pemakaman saya gak bisa masuk, saya titip tolong divideokan. Saya gak tahu nomor nisannya berapa, cuma dikirimi video pemakaman bapak," katanya.Â
Diakuinya, keluarga sangat sedih ketika mendapat kabar duka, Suprapto meninggal dunia. Namun diyakininya sang suami kini sudah berada di taman surga Allah.Â
"Bapak kan langsung lolos ya, bisa ke Baqi, taman surga Allah. Jadi saya juga harus kuat seperti bapak," kata Soejantini yang tampak tegar.Â