Diperiksa Bareskrim Hampir 10 Jam, Panji Gumilang: Urusannya Belum Selesai
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, yaitu Panji Gumilang telah selesai menjalani pemeriksaan klarifikasi oleh tim penyidik Bareskrim Polri terkait dugaan kasus penistaan agama.
Panji Gumilang sendiri tiba di Bareskrim Polri pada Senin, 3 Juli 2023 dan mulai diperiksa sekitar pukul 14.00 WIB dan pemeriksaan selesai pukul 23.30 WIB.
Panji mengaku bahwa setiap pertanyaan yang diberikan oleh tim penyidik, dia sudah memberi keterangan dengan cukup.
"Semuanya panggilan Bareskrim telah saya penuhi dan di dalam pemeriksaan pribadi saya telah memberikan keterangan yang secukup-cukupnya," kata Panji Gumilang di Bareskrim Polri, Selasa, 4 Juli 2023.
Dia juga membocorkan bahwa penyidik Bareskrim Polri menanyakan soal riwayatnya hingga riwayat apakah dia sempat berurusan dengan hukum.
"Pertama tentunya ditanya tentang riwayat hidup. Sudah dijawab. Keduanya ditanya pernah kah panji gumilang berurusan dengan hukum. Dijawab pernah," katanya.
"Ketiga, apakah ada ketetapan hukum, pernah ada. Ini malah nambah ini ya. Berapa itu ketetapan hukum yang, saya pernah dihukum 10 bulan," sambungnya.
Lebih lanjut, saat disinggung soal apakah ia sudah siap jika ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agam, Panji hanya menyebutkan bahwa kasus itu belum selesai. "Jangan ngomong siap tidak siap. Urusannya belum selesai," tuturnya.
Diketahui, Forum Advokat Pembela Pancasila (FAPP) melaporkan Pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang ke Bareskrim Polri pada Jumat malam, 24 Juni 2023. Panji dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama.
"Forum Advokat Pembela Pancasila datang ke Bareskrim Mabes Polri untuk melaporkan saudara Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun," kata Ketua Umum DPP FAPP, Ihsan Tanjung dikutip pada Sabtu, 24 Juni 2023.
Adapun, laporan Ihsan tercatat dalam Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/B/163/VI/2023/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 23 Juni 2023. Dalam laporan tersebut, Panji disangkakan Pasal 156 A Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penistaan Agama.
“Sejumlah alat bukti yang disertakan antara lain rekaman dan tangkapan layar terkait pernyataan serta kegiatan dari pondok pesantren milik Panji,” ujarnya.
Menurut dia, Panji telah menistakan agama Islam lewat Pondok Pesantren Al Zaytun. Diantaranya, Panji diduga menistakan agama dengan menyatakan khatib perempuan yang telah viral di media massa.
"Dalam Islam jelas dikatakan, bahwa Salat Jumat itu hanya berlaku sunah untuk perempuan, tidak wajib. Khatib itu hanya laki-laki, tidak boleh perempuan. Ini jelas sangat menistakan agama," jelas dia.
Selain itu, kata dia, Panji juga meyebut bahwa Alquran adalah buatan Nabi Muhammad, bukan firman dari Allah. Sehingga, pernyataan Panji ini dianggap perbuatan penistaan agama.
"Ini sangat meresahkan sekali, karena beribu-ribu tahun ini sudah diuji kebenarannya tiba-tiba ada orang yang mengatakan ini bukan firman Tuhan," sebutnya.
Oleh karenanya, Ihsan bersama sejumlah advokat mendatangi Bareskrim Polri supaya aparat penegak hukum menindaklanjuti laporannya untuk mengakhiri polemik ditengah masyarakat.
"Kami datang ke sini ingin meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengakhiri polemik dan persoalan yang sekarang sedang berkembang di tengah masyarakat. Jangan sampai kita menunggu korban muncul," pungkasnya.