BMKG Catat 45 Kali Gempa Susulan usai Gempa Magnitudo 6,4 di Yogyakarta

Ilustrasi mesin seismograf membaca gempa.
Sumber :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budhiana

Yogyakarta – Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta hingga Sabtu (1/7) pagi mencatat 45 kali gempa susulan usai gempa bumi dengan magnitudo 6,4 mengguncang Samudera Hindia selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada pukul 19.57.43 WIB, Jumat, 30 Juni 2023.

Prakiraan Cuaca Sebagian Kota di Jawa: Jakarta hingga Bandung Berpotensi Hujan Petir

"Sampai pukul 10.15 WIB itu sudah 45 kali gempa susulan, dengan rata-rata magnitudo 2,5 sampai tertinggi 4,2," kata staf Bagian Observasi Staklim BMKG Yogyakarta Zamroni usai berkunjung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Sabtu.

BMKG tidak bisa memastikan sampai kapan gempa susulan usai gempa tektonik yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 6,0 yang episenternya terletak di koordinat 8,63 LS, 110,08 BT atau berlokasi di laut pada jarak 81 kilometer arah selatan Kota Wates, DIY, pada kedalaman 67 kilometer.

Fenomena Aneh Benda Putih Mengambang dari Langit di Kalteng, Begini Penjelasan BMKG

Ilustrasi - Seismograf, alat pencatat getaran gempa.

Photo :
  • ANTARA

"Kalau sampai kapan, kita terus me-monitoring, tapi kita belum memastikan sampai kapan berakhir; yang jelas dari gempa susulan yang terjadi makin ke sini artinya semakin berkurang," katanya.

Waspada! BMKG Prediksi Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Selasa 12 November 2024

Dia mengatakan yang namanya gempa susulan tersebut terjadi di lokasi gempa yang sama, namun dengan magnitudo yang lebih kecil.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

"Gempa tadi malam itu gempa tektonik di zona subduksi di selatan Jawa. Itu memang daerah potensi gempa tektonik, di selatan Jawa akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia," katanya.

Ilustrasi petugas BMKG

Photo :
  • M Nadlir

Sejauh ini, kata dia, pemerintah daerah (pemda) sudah cukup baik dalam melakukan penanganan dampak gempa bumi.Bahkan BPBD Bantul sudah sigap, sudah koordinasi dengan BMKG dan stakeholder yang lain dalam tindak lanjut bencana tersebut.

"Kemudian untuk masyarakat diimbau agar tetap tenang. Jika misalnya ada kerusakan di daerahnya bisa lapor ke perangkat Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) atau ke BPBD Bantul," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya