BMKG: Hindari Bangunan Rusak Struktur usai Gempa Magnitudo 6,4 di Samudra Hindia

Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat agar menghindari bangunan yang mengalami kerusakan secara struktur pascagempa magnitudo (M) 6,4 di Samudra Hindia, Jumat malam, 30 Juni 2023.

Pemkab Tangerang Turunkan Tim Ahli Tangani Longsor dan Tanah Ambles

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Jumat malam, mengatakan masyarakat juga harus mewaspadai gempa susulan yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan yang sudah retak-retak atau rusak.

"Kami minta masyarakat agar tidak menempati bangunan yang secara struktur sudah rusak," ujar Dwikorita.

Persoalan Bangunan Tugu Hotel Tua Jakarta Disorot, Ini Alasannya

Petugas Jalan dan Jembatan (JJ) memeriksa kondisi jembatan atau BH 1120 antara Stasiun Legok dan Bumiayu untuk memastikan aman dilalui kereta api pascagempa dengan magnitudo 6,4 yang terjadi pada Jumat malam, 30 Juni 2023.

Photo :
  • ANTARA

Selain itu, masyarakat juga diminta agar menghindari kawasan perbukitan atau tebing curam, karena gempa susulan dapat memicu terjadi longsoran atau runtuhan batu.

Curah Hujan Masih Tinggi, BMKG Imbau Warga Waspada Pergeseran Tanah di Lokasi Longsor Tangerang

BMKG juga meminta masyarakat agar tetap tenang, tetapi waspada untuk kemungkinan terjadinya gempa susulan yang masih mungkin terjadi.

"Selanjutnya masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dengan berita hoaks atau berita bohong mengenai prediksi gempa yang lebih besar dan akan terjadi tsunami, karena gempa bumi ini sudah dianalisis dan tidak menimbulkan tsunami," ujar dia.

BMKG menyebut bahwa gempa bumi tektonik dengan magnitudo 6,4 yang mengguncang Samudera Hindia selatan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (30/6) pukul 19.57.43 WIB merupakan gempa bumi menengah.

Ilustrasi mesin seismograf membaca gempa.

Photo :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budhiana

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63 LS, 110,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 km arah selatan Kota Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada kedalaman 67 km.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya