Kapolda Papua Siap Penuhi Permintaan KKB: Kecuali Merdeka dan Senjata!
- VIVA/Aman Hasibuan
Papua – Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri menyatakan, pihaknya siap memenuhi permintaan KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera pilot Susi Air Philips Mark Methrtens berkebangsaan Selandia Baru, kecuali "merdeka dan senjata".
Sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya di media sosial mengancam menembak sanderanya Philips Mark Methrtens yang akan dilakukan di 1 Juli 2023.
"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu namun untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Fakhiri di Jayapura, Kamis, 29 Juni 2023.
Diakui, saat ini negoisasi masih terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak termasuk keluarga Egianus Kogoya. Melalui negoisasi yang melibatkan keluarganya diharapkan Egianus Kogoya diharapkan menyerahkan tawanannya yang disandera sejak tanggal 7 Februari lalu.
Ketika ditanya tentang ancaman dari Egianus dan kelompoknya yang akan menembak sanderanya, Kapolda berharap hal itu tidak dilakukan karena akan berdampak yang luas.
"Kami berharap Egianus tidak melakukan ancamannya yakni menembak pilot Susi Air tanggal 1 Juli mendatang," harap Fakhiri seraya menyatakan harapannya keluarga dapat membantu meyakinkannya untuk tidak mengeksekusi tawanannya.
Memang ada ancaman yang disampaikan melalui media sosial yang menyatakan KKB pimpinan Egianus akan menembak Philip yang disandera sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri meminta penjabat Bupati Nduga untuk membantu membebaskan sandera dari tawanan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Penjabat Bupati Nduga yang baru dilantik diharapkan dapat membangun komunikasi secara aktif agar kelompok Egianus tidak lagi menuntut hal-hal yang diberikan negara," kata Irjen Pol Fakhiri, di Jayapura, Selasa.
Pemprov Papua Pegunungan juga sudah mendorong penjabat Bupati Nduga untuk membantu membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens berkebangsaan Selandia Baru.
Diakui, saat ini berbagai pendekatan sudah dilakukan baik melalui tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga Egianus sendiri "Mudah-mudahan dengan berbagai langkah yang dilakukan Egianus berubah sikap sehingga mau menyerahkan sandera ke petugas, " harap Fakhiri.
Terkait ultimatum Egianus yang akan membunuh sanderanya tanggal 1 Juli 2023, Kapolda Papua menyatakan tetap membangun komunikasi dengan keluarga Egianus agar dapat menahan emosi dan bisa berkomunikasi dengan aparat keamanan.
Tidak ada penambahan pasukan untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens , kata Kapolda. (ant)