Biang Keladi Jemaah Haji Tertahan Berjam-jam di Muzdalifah
- Lutfi Dwi Pujiastuti/MCH 2023
Mekkah – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid menjelaskan duduk perkara keberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah  Mina - Muzdalifah yang sempat tersendat karena macet pada Rabu, 28 Juni 2023 siang.Â
Subhan menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Haji Arab Saudi dua minggu sebelum puncak haji. Hasilnya, semua sepakat untuk mengupayakan agar angkutan masyair berjalan tepat waktu.
"Kami diberi tanggung jawab untuk mengedukasi jemaah agar layanan angkutan tertib, bisa membantu ketepatan waktu dari Mekkah ke Arafah, Muzdalifah - Mina," kata Subhan.
Upaya itu ditempuh dengan mengalokasikan 21 bus dari maktab sehingga dalam tiga trip selesai. Kemudian, dari Arafah ke Muzdalifah dengan jarak 4 km diupayakan dengan memperbanyak putaran sehingga angkutan selesai setelah tengah malam meskipun jumlah bus dikurangi.Â
"Lalu, Muzdalifah ke Mina jaraknya lebih pendek lagi sekitar 2 km, jumlah bus yang tadinya 7 setiap maktab jadi 5 per maktab," tuturnya.
Subhan mengungkap, trip awal pada tengah malam sampai pukul 06.00 pagi waktu setempat berjalan cukup lancar. Namun, setelah subuh, jemaah sudah mulai keluar tenda untuk melakukan lontar jumrah sehingga tidak ada jalan lain. Lantaran jalan tersebut dipenuhi oleh para jemaah.
Hal itulah yang menyebabkan bus tidak bisa melaju dengan cepat dan harus menunggu perjalanan para jemaah haji. Kata dia, jalan baru bisa steril dari pejalan kaki sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Â
"Sebagian bus sudah terjebak macet di area tenda di Mina. Sehingga, bus yang harusnya sudah tiba di Muzdalifah cukup lama menunggu dan akhirnya terjadi keterlambatan," ungkapnya.
Menurut Subhan, para pengelola bus ini tidak terlalu mempertimbangkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sudah seperti di tahun 2019 lalu. Dimana jumlah kuota jemaahnya tidak terlalu berbeda.
"Kalau mengacu ke penyelenggaraan haji 2019 yang jumlah kuotanya tidak terlalu beda pada waktu itu bisa kita selesaikan jam 10 siang. Sekarang ini paling tinggi karena tidak ada haji 2 kali lalu hanya setengah kuota. Para pengelola bus ini tidak mempertimbangkan bahwa kita sudah kembali 100 persen seperti 2019, sehingga ini kurang diantisipasi. Akhirnya pada pukul 13.30 seluruh jemaah bisa diangkut ke Mina," pungkas Subhan.
Sebelumnya diberitakan, ribuan jemaah haji tertahan di Muzdalifah pada Rabu, 28 Juni 2023 siang waktu setempat, karena tak kunjung diberangkatkan ke Mina. Jemaah juga mengalami kondisi kehausan dan kelaparan karena semestinya mereka sudah berada di Mina dan katering sudah disiapkan disana.
Usut punya cerita, terjadi kemacetan luar biasa di jalur Mina - Muzdalifah sehingga bus yang semestinya membawa jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina tak bisa bergerak
Namun demikian, sekira pukul 10 waktu Saudi, kemacetan sudah terurai. Bus yang membawa jemaah lebih lancar sampai Muzdalifah sehingga mempercepat proses pemberangkatan.
"Alhamdulillah, kemacetan sudah terurai. Bus mulai membawa jemaah menuju Mina," terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Muzdalifah, Rabu 27 Juni 2023.
Hilman memantau langsung ke Muzdalifah untuk melihat kondisi jemaah haji. Hilman ikut memberikan penjelasan ke jemaah, sekaligus meminta Mashariq untuk bisa segera menyelesaikan persoalan.
Ikut mendampingi, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Kasatop Armina Harun Al Rasyid, Kabid Siskohat Hasan Affandi dan sejumlah petugas.
"Sekitar jam 13.30 waktu Arab Saudi semua jemaah haji Indonesia sudah naik bus menuju Mina," sambung Hilman.
Menurutnya, keterlambatan proses evakuasi terjadi antara lain karena kemacetan yang terjadi di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Jalur itu juga banyak dilalui oleh jemaah haji dari berbagai negara yang akan melakukan lontar jumrah setibanya di Mina. Sehingga menambah kepadatan jalan raya.Â
Kedua, keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah tidak hanya dialami Indonesia. Jemaah dari sejumlah negara juga mengalami hal sama, antara lain Filipina, Malaysia, dan lainnya.
"Hanya, Indonesia adalah jemaah terbanyak. Sehingga paling terdampak," ujarnya.