7 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Arafah 

Ambulans yang membawa jenazah Jemaah haji asal Indonesia
Sumber :
  • VIVA / Lutfi Dwi Puji Astuti

Arafah – Pelaksanaan wukuf di Arafah, Selasa 27 Juni 2023 telah selesai. Namun, dalam pelaksanaan wukuf ini, dilaporkan 7 jemaah haji meninggal dunia.

Bantah Isu Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang, Begini Penjelasan Paspampres

Dari keterangan Menteri Agama, Yaqut Cholil Quomas, informasi yang diperolehnya dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Arafah, suasana di klinik sempat ramai.

"Tadi saya ke KKHI diskusi dengan Bu Dirjen dan penanggung jawab serta pak kapus haji memang cukup crowded yang masuk ke sana," katanya. 

Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang

Jemaah haji mulai tumbang pasca wukuf di Arafah. Cuaca yang panas mencapai lebih dari 45 derajat Celcius serta banyaknya jemaah lansia yang risiko tinggi.

Ambulans yang membawa jenazah Jemaah haji asal Indonesia

Photo :
  • VIVA / Lutfi Dwi Puji Astuti
Dahnil Anzar Ingatkan Pesan Presiden Prabowo Jangan Main-main Dengan Pengelolaan Haji

"Masuk di kkhi pasca wukuf. Kalau istilah bu dirjen tadi mulai banjir pasca wukuf. Jadi kapasitas yang seharusnya 30 di kkhi itu karema wukuf yang panas,  kemudian dimanfaatkan menjadi 50 dan innalillahi jemaah kita 7 wafat hari ini di arafah di kkhi," kata Gus Men sapaan Menteri Yaqut.

Adanya jemaah yang meninggal dunia di Arafah, Gus Men juga mengungkapkan ada beberapa catatan yang telah didiskusikannya dengan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro serta ibu Dirjen, terkait penanganan di Mina . 

"Untuk penanganan di Mina yang jauh lebih berat dibanding Arafah. Di Arafah yang hanya diam saja, begitu yang terjadi, padat KKHI,  yang wafat juga 7 orang," kata Gus Men. 

Menag RI, Yaqut Cholil Qoumas (tengah).

Photo :
  • MCH 2023 | Romadany

Gus Men pun khawatir, di Mina justru akan lebih banyak jemaah Indonesia  meninggal dunia.

"Kita khawatir yang di Mina jika tidak dipersiapkan betul, kejadian yang sama akan terulang."

Menurutnya banyak jemaah yang tumbang adalah usia lansia. 

"Kita tidak berharap. Kita sedang siapkan skenario-skenarionya."

Nanti, lanjutnya, bagaimana agar jemaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya karena di fiqih banyak alternatif. Sehingga jika jemaah lansia tidak mampu, bisa dibadalkan.

"Saya sudah minta pak dirjen mulai sekarang dilihat skema jemaahnya seperti apa kondisi fisik seperti apa yang tidak mungkin tidak boleh dipaksakan. Jadi yang benar benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri yang boleh tawaf ifadah sendiri yang lain saya minta dibadalkan habis ini akan segera dikonsolidasikan."

Skenarionya apa? 

"Ya skenarionya badal, membadalkan jemaah yang benar benar tidak mampu jadi intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya. Agama itu mempermudah bukan mempersulit."

Gus Men pun mengatakan seluruh jajarannya kerja keras lebih detail melihat jemaahnya. "Jemaah yang sekarang ada supaya kita bisa berikan alternatif yang baik untuk jemaah. Misalnya itu tadi dibadalkan. Kalau memang masih kuat harus didampingi petugas dan seterusnya." 

Ia pun meminta agar para jemaah diinformasikan bahwa Badal tidak dipungut biaya. "Sampaikan ke jemaah bahwa tidak ada pungutan apa pun atas badal baik itu badal jumrah maupun badal tawaf ifadah. Bahkan badal haji tidak ada pungutan apa pun."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya