Angka Kasus HIV/ AIDS di Kota Malang Terus Meningkat

Ilustrasi HIV/AIDS.
Sumber :
  • Freepik

Malang – Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengungkapkan bahwa kasus HIV/AIDS di daerahnya terus meningkat. 

5 Aplikasi Digital untuk Kesehatan

Sekedar informasi, pada tahun 2022, Kota Malang menempati posisi kedua setelah Surabaya untuk kasus orang dengan HIV/AIDS. Jumlah yang tercatat sebanyak 306 kasus sebaran baru di tahun lalu. 

Pengidap HIV/AIDS di Kota Malang, mulai dari bayi hingga orangtua. Otoritas terkait, rutin melakukan penyuluhan dan pemeriksaan keliling sebagai upaya mengendalikan sebaran kasus HIV/AIDS. 

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Sebut Tuntutan Massa Aksi 411 Tak Masuk Akal

Taman alun-alun Tugu Balaikota Malang.

Photo :
  • U-Report

Husnul menuturkan, untuk angka pasti dia perlu membuka data Dinkes Kota Malang. Tetapi dia memastikan penanganan terus dilakukan bersama puskesmas di masing-masing wilayah kecamatan. Petugas di puskesmas telah diberikan pelatihan dan alat-alat pendukung untuk deteksi awal.

Rosan Roeslani Pastikan GSN Tidak Pakai Uang APBN dan APBD

"Kalau penambahan ada, penanganan itu sudah per wilayah. Masing-masing puskesmas sudah kami berikan kursus. Alat-alat untuk melakukan deteksi awal dari HIV/AIDS juga kami berikan," kata Husnul, Rabu, 21 Juni 2023. 

Husnul mengatakan, dalam penanganan kasus HIV/AIDS, sejauh ini Dinkes Kota Malang masih mengacu pada Perda No 12 tahun 2010 tentang Pelayanan Kesehatan.

"Secara umum ada di perda (peraturan daerah) tersebut. Jika nanti ada perda, kegiatannya bisa lebih baik dan efisien. Mamang harus ada kajian terlebih dahulu untuk menerbitkan regulasi," ujar Husnul. 

Sementara itu, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Malang, Rinekso Kartono, menuturkan bahwa pemahaman di masyarakat tentang HIV/AIDS cukup penting. Penyakit menular ini bukan hanya sekedar kasus medis. Lebih dari itu penanganan bersama masyarakat juga penting disamping penanganan medis. 

"Angka HIV/AIDS di Kota Malang meningkat tajam dari kalangan anak muda. Selama ini banyak tidak tersentuh. HIV/AIDS banyak dibahas soal medis. Padahal kesehatan bukan sekadar urusan medik dalam pandangan sosial," jelas Rinekso. 

Rinekso sendiri memiliki pengalaman penelitian dalam kasus penyakit menular ini. Dia berharap, pencegahan HIV/AIDS dan TBC tidak hanya mengandalkan dokter. Namun juga para aktivis atau mereka yang memiliki pengalaman terkait penyakit menular termasuk pasien itu sendiri. 

"Mereka bisa jadi agen untuk penanganan dini potensi penyakit menular seperti HIV/ADIS dan TBC. Jadi dididik oleh pasien. Teman-teman sudah ekspert, tapi tidak dilibatkan. Saya berharap konten perdanya berbeda. Kota Malang sudah waktunya karena kondisi krusial," kata Rinekso. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya