Prof Kiki Sebut Tak Hanya Internal, Faktor Masyarakat Ikut Tentukan Baik Buruknya Polri

Ilustrasi personel gabungan Polisi dan TNI berusaha melumpuhkan teroris dan menyelamatkan sandera saat simulasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jakarta - Kinerja Polri dinilai turut dipengaruhi apa yang terjadi di masyarakat. Sebab, baik buruknya Polri dalam menjalankan perannnya termasuk memberikan pelayanan terbaik bukan hanya tergantung dari internal.

Catatan Akhir Tahun 2024, IPW Sebut Polri Belum Serius Tindak Anggota Bermasalah

Demikian dibahas dalam dialog publik "Polisi Unggul Yang Presisi dan Humanis", di Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023. Salah satu pembicara yaitu Guru besar Universitas Bhayangkara, Jakarta, Prof. Hermawan Sulistyo alias Kiki, menyampaikan polisi sebagai cerminan baik buruknya masyarakat.

"Kalau masyarakat brengsek jangan bermimpi polisi jadi malaikat," kata Kiki.

Ada Perlindungan Terhadap Masyarakat Bawah dan Menengah di Balik Kebijakan PPN pada 2025

Kiki merasa jengah dengan kritikan yang terus dilontarkan masyarakat terutama elemen mahasiswa terhadap Polri. Ia menekankan tugas Polri dengan sumber daya manusia (SDM) terbatas cukup berat.

"Bayangkan kalau polisi mogok 3 hari saja apa yang akan terjadi," jelas Hermawan.

Liburan Nataru Aman di Jalan Tol, Ingat Batas Kecepatannya

Hermawan Sulistyo.

Photo :
  • VIVAnews/ Wima Saraswati

Pembicara lainnya, Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Pandjalangi menyampaikan kesiapan DPR RI mendukung ikhtiar Polri memulihkan persepsi positif masyarakat. Dia bilang sebagai legislatif, DPR punya fungsi pengawasan dan fungsi anggaran.

"Kami siap mendukung upaya  menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap Polri," ujar anggota DPR Fraksi Golkar itu.

Andi Rio mengatakan masyarakat mempersepsikan Polri jangan hanya melihat profil anggota korps Bhayangkara di kota-kota besar. Namun, ia mengajak masyarakat untuk melihat kinerja anggota Polri di daerah seperti daerah pemilihan atau dapilnya, Bone Sulawesi Selatan.

"Lihatlah di daerah, banyak anggota Polri yang menyisihkan gajinya untuk membantu masyarakat," kata Andi Rio.

Dia meminta masyarakat bisa menilai obyektif polisi. "Ada yang tidak baik, tetapi pasti lebih banyak yang baik," tuturnya.

Adapun Kabag Pangkat ASDM Polri, Kombes Pol Heri Haryadi dari SDM Polri mengeluhkan stigma negatif yang ditanamkan masyarakat terhadap anak-anak saat masih kecil.

Polisi membuat barikade saat terjadi bentrok dengan pendemo. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras

Ia menyinggung masih banyak orang tua menakut-nakuti anaknya dengan mengatakan kalau nakal akan dilaporkan polisi. "Ini kan menanamkam stigma negatif terhada Polri yang tertanam sampai mereka dewasa," ujarnya.

Heri mengajak masyarakat bisa mulai menanamkan stigma positif terhadap Polri terhadap anak-anaknya. Ia bersyukur saat ini merujuk dari hasil survei kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus meningkat.

Heri sebelumnya menyampaikan jumlah anggota Polri sebanyak 460 ribu baru mencapai 68 persen dari kebutuhan. Sementara, dari jumlah rekrutmen setiap tahun tak sebanding dengan yang keluar.

"Setiap tahun yang keluar 11 ribu personel, sementara jumlah yang direkrut 10 ribu. Jadi, kalau tidak ada anggota yang pensiun saja, jumlah ideal Polri butuh waktu 30 tahun " ungkap Heri.

Dia melanjutkan, struktur terbesar di Polri saat ini adalah berpangkat Bintara. Heri menekankan, kepada para Bintara, lembaga Polri memberikan harapan Polri akan lebih baik di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya