Komjen Fadil Jelaskan Soal Polisi RW, Ungkap Kisah Marak Maling Sapi Saat Masih Jadi Kapolda Jatim
- VIVA/Yeni Lestari
Jakarta – Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Fadil Imran mengatakan, banyak sekali kejadian maling sapi di daerah Jawa Timur saat dia masih menjabat sebagai Kapolda. Hal itu diungkapkan Fadil ketika menjelaskan soal Polisi RW dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, Senin, 19 Juni 2023.
Awalnya, Fadil mengatakan, Polisi RW merupakan keberlanjutan program yang sudah dicanangkan oleh Kapolri sebelumnya. Menurut dia, Kapolri sebelumnya sangat terikat grand strategy tepatnya di zaman Da'i Bachtiar yang terdiri dari tiga aspek yaitu transformasi kultural, transformasi instrumental dan transformasi struktural.
"Jadi bukan karena Fadil sebagai Kabaharkam sehingga Polisi RW ini datang. Sebenarnya kalau dilihat dari grand strategy tahun 2005 hingga 2025 sangat jelas. Kemudian Pak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggunakan model pemolisian prediktif polisi," ucap Fadil, Senin, 19 Juni 2023.Â
"Sejarah kelahiran model pemolisian dengan orientasi pencegahan kejahatan itu juga tertuang sangat jelas dalam grand strategy Polri. Dasar kebijakan tentunya sangat melihat pada RPJPN, RPJMN, RKP dan Polri menyesuaikan dengan grand strategy dan Renja Kapolri tahun 2020-2023," ujarnya menambahkan.
Singkat cerita, Fadil menyebutkan bahwa personel Bhabinkamtibmas di Indonesia hanya 8 persen atau 39.192 orang dari total seluruh anggota Polri yakni 420.000. Jika dibandingkan dengan seluruh desa di Indonesia yang berjumlah 83.589 desa, maka hanya 46,8 persen di antaranya yang terisi personel Bhabinkamtibmas.
"Jadi kalau di tempatnya Pak Nasir Djamil, satu Bhabinkamtibmas itu (pegang) lima desa. Asumsinya penambahan personel Bhabinkamtibmas setiap tahun rata-rata 500 personel maka dibutuhkan 88 tahun untuk memastikan setiap desa atau kelurahan didampingi minimal 1 Bhabinkamtibmas," ujarnya.Â
Fadil menjelaskan, tidak semua anggota Polri itu mudah dan langsung diterima ketika ingin menjadi personel Bhabinkamtibmas. Sebab, anggota Bhabinkamtibmas itu harus memiliki interpersonal skill dan memahami tentang kejahatan.Â
"Karena yang dia kerjakan mereduksi kejahatan, melakukan security accessment, membangun daya cegah dan daya tangkal di desa itu agar desa itu memiliki kekuatan," kata Fadil.
Soal Polisi RW, Fadil mengatakan, mereka berbeda dengan Bhabinkamtibmas. Polisi RW adalah semua anggota kepolisian yang berdomisili di RW setempat. Tugas utama mereka yaitu menerima keluh kesah masyarakat, menjadi jembatan serta membantu peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Ia pun mengungkapkan kisah lama saat dia menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur. Menurut Fadil, dulu di Jawa Timur sering terjadi kejadian maling sapi. Namun, peristiwa itu semakin berkurang setelah kepolisian yang dekat dengan masyarakat wilayah rawan terjadinya maling sapi melakukan security assessment.
"Para pemuka desa diajak bicara, dibuatkan kandang, lalu semua sapi di malam hari masuk ke kandang. Lalu ronda pak, enggak ada lagi maling sapi. Nah ini yang akan dilakukan polisi-polisi RW itu," ujarnya.
"Bayangkan kalau satu desa terdiri dari 10 dusun, satu kelurahan di Jakarta saja terdiri dari 15 sampai 20 RW. Dengan kepadatan penduduk di Jakarta, ada satu kecamatan yang jumlah penduduknya 200 ribu, artinya kalau dia punya 10 kelurahan, dia punya 20.000 penduduk yang harus diawasi. Gimana bisa pak?" kata Fadil.