Maman Imanul Haq: Haram Warga NU Mondok di Ponpes Al Zaytun

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB Maman Imanul Haq
Sumber :
  • Azizi Erfan

Majalengka - Kontroversi ajaran dan pernyataan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang ditanggapi serius oleh Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanul Haq.

Babak Baru Kasus TPPU yang Jerat Panji Gumilang

"Al Zaytun memang berbeda dari pemahaman dengan keagamaan mayoritas, makanya menghimbau seluruh nahdliyin paling tidak, haram hukumnya mondok di Zaytun," ungkap Maman usai menghadiri acara Rakernas V Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), di Alun-alun Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (17/6/2023).

Video viral Salat Idul Fitri di Pesantren Al-Zaytun Campurkan Jamaah Pria dan Wanita

Photo :
  • YouTube Al-Zaytun Official
Menindaklanjuti Keluhan Warga, Bupati Indramayu dan Anggota DPR RI Pantau Kondisi Jembatan Rusak

Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq menilai pernyataan dari Panji Gumilang sangat meresahkan dan tidak produktif.

"Pernyataan-pernyataan dia (Panji Gumilang) yang keluar dari mainstream fikih, mayoritas itu sangat meresahkan dan tidak produktif," ujarnya.

Maman meminta kepada Panji Gumilang, untuk tidak mengeluarkan komentar yang kontra produktif.

"Jadi tolong kepada Panji Gumilang, Anda jangan melakukan komentar yang kontra produktif, yang kedua jangan korbankan anak didik yang ada di Al Zaytun untuk membawa misi-misi yang ga jelas, apa-apaan nyanyi Yahudi di kompleks yang katanya pesantren," ucapnya.

Lanjut Maman, ia pun menyoroti pernyataan Panji Gumilang terkait komunisme.

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang dan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim

Photo :
  • Tangkapan layar Instagram @say.kocak

"Termasuk pernyataan terakhir tentang komunisme, sudah jelas komunisme itu dilarang di Indonesia," lanjutnya.

Maman meminta kepada Ponpes Al Zaytun untuk menahan diri dan fokus kepada pendidikan karakter.

"Terakhir saya minta agar Zaytun lebih menahan diri, fokus kepada pendidikan karakter dan kembali kepada komitmen ke Islaman yang kuat dan ke Indonesiaan yang kokoh, jangan berlindung pada ke Indonesiaan, tapi menyakiti nilai-nilai ke Islaman," harapnya. (Azizi Erfan/Majalengka).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya