Sorgum Disebut Jadi Tanaman Alternatif Hadapi El Nino
Sumatera Barat – Sorgum memang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, terutama bagi mereka yang mengalami masa kecilnya di era tahun 60-an. Sebab, sorgum ini sebagai pangan pengganti beras.
Dalam hal ini, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ingin mengedukasi dan mengembangkan kembali budidaya sorgum.
“Sorgum bisa jadi alternatif pangan selain beras, apalagi karakteristiknya yang tidak butuh banyak air dan bisa dibudidayakan dilahan kritis, karenanya HKTI di temu profesi PENAS ini mengangkat soal budidaya Sorgum,” ujar Subuh Prabowo, Direktur Eksekutif DPN HKTI, dalam acara Temu Profesi PENAS Petani Nelayan XVI di Padang, Sumatera Barat.
Lebih lanjut, Subuh Prabowo mengatakan bahwa Sorgum yang tidak butuh banyak air ini bisa menjadi tanaman yang cocok menghadapi El Nino. Selain itu, juga cocok ditanam dilahan yang kritis.
“Hal lain yang menarik dari Sorgum adalah cukup ditanam satu kali tapi bisa panen 3 kali (diratun), karena setelah dipanen dengan dipotong batang akan tumbuh tunas kembali. Ini menguntungkan,” pungkasnya.
“Sorgum bukan untuk menggantikan beras tapi sebagai alternatif pangan. Jangan head to head kan Sorgum dengan beras, ini alternatif,” imbuh Subuh Prabowo.
Dua narasumber hadir dalam temu profesi bertema Budidaya Sorghum Menghadapi El Nino dan Memanfaatkan Lahan Kritis, yakni Diana Widiastuti dan Dr. Fery Arlius.
Dr. Fery Arlius (Ketua DPD HKTI Sumatera Barat yang juga Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas) membahas proses budidaya (on farm) Sorghum. Kata dia, budidaya Sorghum adaptif dan tidak memerlukan banyak air.
“Budidaya Sorghum bisa di dataran rendah hingga dataran tinggi (900 mdpl) dengan penanaman dan pemeliharaan sama seperti tanaman Jagung. Sorghum juga adaptif dan tidak memerlukan banyak air, daun dan akarnya bisa menampung banyak air dengan minimal penguapan,” terang Fery Arlius.
Lanjut Fery Arlius, Sorgum dengan kemampuan menampung air dan minin penguapan sangat cocok untuk menghadapi El Nino.
Sorgum juga bisa tumbuh dan berkembang baik dilahan kritis, jadi tidak menggantikan padi atau tanaman lain yang sudah tumbuh dilahan subur.
Sementara Diana Widiastuti (Wakil Sekjen DPN HKTI dan pembudidaya Sorghum) yang dikenal juga sebagai Ratu Sorgum membahas pengolahan (off farm) dan kuliner dari Sorgum.
Ia menyampaikan seluruh bagian dari tanaman Sorgum memiliki manfaat ekonomi. Bulirnya dibuat untuk pangan alternatif beras, juga pakan ternak. Daun dan batangnya dijadikan pakan sapi dan kambing. Akarnya dimanfaatkan untuk dibuat sapu lantai.
“Semua bagian tanaman Sorgum bisa menghasilkan uang, dan cukup sekali menanam untuk 3 kali panen, sangat menjanjikan,” ujar Diana.