Luhut Bongkar Chat Whatsapp dengan Haris Azhar, Ini Isinya
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim hubungannya dengan terdakwa kasus pencemaran nama baiknya, Haris Azhar sudah terjalin sejak lama. Bahkan, komunikasi antara keduanya berjalan dengan baik.
Luhut mengatakan, dirinya dan Haris sering berkomunikasi melalui pesan Whatsapp. Dalam percakapan itu, Haris kerap meminta bantuan kepada dirinya.
Hal tersebut diungkap Luhut saat menjadi saksi pelapor dalam kasus pencemaran nama baiknya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 8 Juni 2023. Duduk sebagai terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanty.
Untuk membuktikannya, Luhut pun membongkar isi percakapan Whatsapp dengan Haris Azhar. Berdasarkan tangkapan layar yang ada, Haris pernah meminta bantuan Luhut salah satunya untuk mengurus masalah karyawan Freeport Indonesia dan saham.
"Selamat malam pak. Pak kapan dan bagaimana saya bisa ketemu bapak, mau bicarakan soal 8.000 karyawan Freeport Indonesia di PKH sepihak. Pemerintah (Menteri ESDM, Menteri Tenaga Kerja) tidak ada yang mau bicara dan urus. Ditunggu kabarnya pak sebelum bapak ke Jepang, Makasih," bunyi pesan yang dikirimkan Haris ke Luhut pada 25 Juni 2019.
"Oke, sepulang saya dari G20 ya," jawab Luhut.
"Oke pak. Sukses meetingnya," balas Haris.
Percakapan berlanjut pada 23 Oktober 2019, dimana Haris Azhar kembali meminta Luhut untuk membantu urusannya terutama terkait karyawan Freeport.
Singkat cerita, pada 28 Februari 2021, Haris kembali menghubungi Luhut melalui pesan Whatsapp. Haris mengajak Luhut untuk bertemu dengan ketua adat dari masyarakat asli di sekitar area PT Freeport Indonesia.
Kata Haris, para ketua adat ini ingin mengadu ke Luhut soal saham yang tak jelas peruntukan dan distribusinya.
"Selamat malam pak. Pak melanjutkan telepon saya ke bapak dua minggu lalu, saya minta waktu ke bapak untuk ketemuan dengan para ketua adat dari masyarakat asli di sekitar wilayah Tembaga Pura area lokasi Freeport. Mereka mau mengadu dan minta bantuan ke bapak perihal saham mereka yang tak kunjung jelas distribusi dan peruntukannya," tutur Haris.
"Saya berharap bapak bisa sediakan waktu untuk temui mereka. Terima kasih. Saya tunggu kabar baiknya dari Pak Luhut," sambungnya.
"Silahkan saja," jawab Luhut.
"Hari apa bapak baiknya?" tanya Haris Azhar.
"Lagi diatur," kata Luhut.
Haris Azhar sendiri telah menegaskan urusan saham itu bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan demi masyarakat adat yang berada di sekitar area Freeport Indonesia.
"Tapi intinya begini Pak Ketua Majelis Hakim, waktu saya menghubungi Pak Luhut, saksi kita sore ini jam 05.00 WIB, saya telepon bapak saya minta waktu karena saya sebagai kuasa hukum masyarakat adat yang hidup di sekitar wilayah lokasi tambang Freeport," ucap Haris Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 8 Juni 2023.
Haris menghubungi Luhut, lantaran dia merupakan pihak yang bertanggungjawab terkait dengan proses investasi saham Freeport Indonesia.
"Kenapa saya hubungi saudara saksi, saat itu karena saudara saksi adalah yang kurang lebih setelah saya pelajari, bertanggungjawab untuk proses investasi saham Freeport Indonesia," jelas Haris.
Kata Haris, dia menghubungi Luhut untuk mengetahui bagaimana pembagian saham. Bukan untuk meminta saham Freeport.
"Saya sebagai kuasa hukum masyarakat adat ketemu situasi bahwa belum ada peraturan daerah untuk memastikan pembagian saham, bukan saya minta saham. Saya juga ngerti hukum dan saya memastikan itu. Makanya setelah kita upaya di level bupati, kabupaten tidak ada hasil maka kita bilang ke klien saya mari kita datang ke Menko Marves," ungkap Luhut.
"Dan betul saya diterima baik Pak Lambok, ditemani Pak Jodi. Jadi kapasitasnya itu bukan saya minta saham, itu kan sahamnya BUMN, jadi kalau Jaksa mencoba mengaitkan hal tersebut untuk seolah membongkar motif, mohon maaf, anda belum beruntung untuk dalilkan saya punya motif seperti itu," pungkas Haris Azhar.