Kenalkan Budaya Jawa, Jemaah Haji Asal Gunungkidul DIY Pakai Blangkon ke Tanah Suci

Jemaah haji asal Gunungkidul Yogyakarta memakai blangkon
Sumber :
  • tvOne/Agus Saptono

Boyolali - Sejumlah jemaah haji asal Gunungkidul, Yogyakarta, menarik perhatian di Asrama Haji Donohudan Boyolali atau Embarkasi Solo, Jawa Tengah, Rabu, 7 Juni 2023. Jemaah prianya sengaja berangkat menunaikan ibadah haji dengan mengenakan blangkon sebagai ciri khas rombongan dari Yogyakarta.

Strategi Bank Muamalat Bidik Potensi Besar Segmen Tabungan Haji Anak

Sebagai informasi, blangkon merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain batik sebagai pelengkap pakaian tradisional Jawa. 

Salah satu jemaah haji, Rabiyo (70), asal Gunung Kidul, Yogyakarta, mengaku berangkat haji sengaja mengenakan blangkon sebagai ciri khas rombongan dari Yogyakarta.

Pria Pembakar Santri di Boyolali Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara

"Saya sering memakai blangkon di rumah jadi ini berangkat haji juga saya pakai agar tahu kalau dari Yogya. Selain itu juga biar jemaah dari negara lain di sana (Tanah Suci) tahu blangkon," ujarnya 

Jemaah

Photo :
  • 1486841
Santri di Boyolali Dibakar Hidup-hidup Tamu Ponpes Gara-gara Dituduh Curi HP

Rabiyo berangkat haji tahun ini bersama sang istri dan masuk dalam kloter 47 SOC. Ia pun bersyukur bisa berangkat ke Tanah Suci.

"Alhamdulillah senang sekali bisa berangkat haji. Ini sama istri. Baru sekali ini ke Tanah Suci. Semoga mabrur," ujarnya.

Tak hanya Rabiyo, jemaah haji lainnya juga mengenakan blangkon, seperti halnya Kus Margana Djiwo Pawiro (73) dari kloter 45 SOC asal Bantul, Yogyakarta.

Ia mengaku sengaja memakai blangkon ke Tanah Suci sekaligus ingin mengenalkan blangkon ke jemaah lain. Mengingat ibadah haji di Tanah Suci tak hanya jemaah dari Indonesia, melainkan juga banyak dari luar negeri.

"Mengenakan blangkon karena saya merasa orang Jogja dan blangkon adalah salah satu tradisi pakaian keraton Jogja," ujarnya.

Menurutnya, mengenakan blangkon sebagai wujud nguri-uri budaya. Sehingga perlu dibawa ke manapun agar orang lain tahu. 

"Ya enggak apa-apa pakai blangkon, pokoknya saya mencari identitas tersendiri. Kan orang sekarang sudah menjauhi adat Jawa. Kalau tidak kita yang nguri-uri kan ya repot. Sedangkan harganya kan mahal. Kalau yang saya pakai ini harganya sedang-sedang saja, dulu Rp 150.000. Kalau yang mahal hampir jutaan," ujarnya.

Kus Margana mengatakan saat sampai di Tanah Suci nanti akan mengenakan blangkon sesuai situasi dan kondisi. Ia pun juga membawa peci untuk persiapan ibadah di sana.

"Peci juga bawa tapi hal itu nanti saya pakai bilamana perlu. Kalau sekarang masih nyaman pakai blangkon. Saat sampai di sana (tanah suci) tergantung sikon memakainya," ujarnya.

Laporan: Agus Saptono/tvOne Boyolali

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya