Diberi Wayang Prabu Kresna, Ganjar Didukung Dalang se-Indonesia di Pilpres 2024

Ganjar Pranowo diberi wayang Prabu Kresna
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Puluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bakal calon presiden (bacapres) 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa, 6 Juni 2023.

Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang

Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden 2024.

Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat.

Momen Presiden Prabowo Hadir di Pertemuan D-8 di Mesir

“Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” katanya.

Ganjar Pertanyakan Presiden Prabowo yang Beri Kesempatan Koruptor Bertobat dan Dimaafkan

Sebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah.

“Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata dia.

Pada kesempatan itu para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga terjaga.

Ki Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial.

“Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” katanya.

Sementara itu Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran.

“Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya