Masuk Musim Kemarau, BMKG Peringati Wilayah Ini Karhutla
- VIVAnews/Syarifuddin Nasution
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingati untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan alias karhutla sedari awal berkaca kejadian tahun 2019 lalu. Alasannya, iklim sekarang sama dengan tahun tersebut dimana ada El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, 28 persen dari 194 zona musim di Tanah Air sudah memasuki musim kemarau, sehingga sejumlah wilayah diminta melakukan antisipasi karhutla.
"Belajar dari 2019, cukup banyak hotspot saat itu," ucap dia kepada wartawan, Selasa 6 Juni 2023.
Kata dia, buntut karhutla pada tahun 2019, kerugian mencapai hingga Rp77 triliun. Pada bulan Juni tahun ini, diprediksi munculnya hotspot dengan kategori moderat pada wilayah Sumatra bagian tengah. Bulan Juli sampai Agustus hotspot dengan kategori moderat diprediksi muncul di kawasan Sumatra bagian tengah, selatan, juga Kalimantan bagian barat.
Kemudian, pada September sampai Oktober, risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat terjadi di wilayah Sumatra bagian tengah dan bagian selatan. Lalu di Kalimantan Barat, Selatan, Timur. Juga di Sulawesi, NTB, NTT, hingga Papua bagian selatan.
"Dan pada November terdapat risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat di wilayah Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sualwesi dan Papua bagian selatan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Indonesia bakal memasuki kemarau kering. Hal ini buntut El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati curah hujan bulan Agustus-Oktober tahun ini diprediksi di bawah normal. Penyebabnya karena El Nino bakal 100 persen positif di Tanah Air.
"Sebagian daerah bahkan mengalami hujan kategori sangat rendah," ujar dia kepada wartawan, Selasa, 6 Juni 2023.