Dua Kelompok Terlibat Tawuran di Jogja Sepakat Berdamai, Brajamusti-PSHT Salaman!

Dua kelompok ormas Brajamusti dan PSHT sepakat berdamai di Mapolda DIY
Sumber :
  • Polda DIY

VIVA Nasional – Dua kelompok massa dari komunitas suporter sepakbola PSIM Brajamusti dengan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT), sepakat berdamai dan menjaga keamanan serta kondusifitas Kota Yogyakarta dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

Komitmen bersama itu disampaikan merespons aksi tawuran yang terjadi di beberapa lokasi di Kota Yogyakarta pada Minggu malam, 4 Mei 2023. Aksi tawuran dua kelompok itu dipicu aksi pengeroyokan anggota PSHT di kawasan Parangtritis, Bantul, pada 28 Mei 2023 lalu.

Pertemuan kedua kelompok massa yang bertikai ini digelar di Mapolda DIY, Senin pagi, 5 Juni 2023, disaksikan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Hadir Presiden Brajamusti, Muslih Burhanuddin dan Ketua Cabang PSHT Yogyakarta, Sutopan Basuki. Keduanya sama-sama menyesalkan aksi tawuran yang terjadi di Jogja.

Polisi yang Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang Diperiksa Paminal

"Dengan ini kami menyatakan menyesalkan kejadian yang terjadi pada tanggal 28 Mei 2023 di Vila Randu Parangtritis, dan kejadian itu saat ini sudah ditangani pihak Kepolisian, dan telah diproses oleh hukum yang berlaku," kata Presiden Suporter PSIM Brajamusti, Muslih Burhanudin. 

"Oleh karena itu kami meminta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri menjaga kondusifitas dan keamanan Kota Jogja pada khususnya, dan wilayah DIY pada umumnya," imbuhnya

Kapolres Bilang Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang Ingin Melerai Tawuran

Situasi di Jalan Taman Siswa, Kota Yogyakarta terkendali pascatawuran

Photo :
  • Antara

Senada, Ketua Cabang PSHT Yogyakarta, Sutopan Basuki juga menyesalkan kejadian yang terjadi pada 28 Mei 2023 di kawasan Parangtristis. Ia meminta semua pihak, termasuk anggota PSHT, menahan diri dan menjaga keamanan Kota Yogyakarta.  

"Kami juga menyesalkan peristiwa yang terjadi malam ini (red-minggu malam), oleh karena itu kami meminta semua pihak bisa menahan diri demi menjaga kondusifitas  dan keamanan kota Jogja pada khususnya, dan wilayah DIY pada umumnya," kata Sutopan. 

Ia menegaskan antara PSHT dan Brajamusti adalah satu kesatuan. Sebab, banyak warga PSHT yang menjadi anggota suporter sepakbola Brajamusti. Demikian juga Brajamusti juga bagian dari PSHT. "PSHT-Brajamusti adalah satu, Jogja istimewa," tegasnya

Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan meminta maaf kepada masyarakat Jogja atas ketidaknyamanan akibat situasi yang tidak kondusif. Ia memastikan situasi saat ini sudah terkendali dan aman.

"Saat ini situasi sudah terkendali aman. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat saudara-saudara ku, sedulur semuanya, dari PSHT-Brajamusti dan seluruh yang ada untuk bisa menjaga keamana Yogyakarta," ujar Kapolda

Sebelumnya, tawuran antar kelompok pecah di sejumlah titik di Kota Jogja, Minggu 4 Juni 2023. Tawuran ini terjadi di sejumlah lokasi di antaranya di Jalan Kenari, Jalan Kusumanegara hingga Jalan Tamsis, Yogyakarta. 

Dari pantauan di lokasi, tawuran ini membuat ruas Jalan Tamsis sempat ditutup total. Penutupan jalan ini terjadi sejak kurang lebih pukul 18.00 hingga pukul 21.30 WIB. 

Penutupan ini dilakukan karena dua massa dari kelompok PSHT dan Brajamusti ini saling serang dengan batu. Dua kelompok ini beberapa kali terlibat tawuran di Jalan Tamsis. 

Penumpukan massa ini terjadi baik di sisi utara maupun selatan Jalan Tamsis. Sementara massa lainnya berada di Jalan Tamansiswa atau tepatnya berada di depan LP Wirogunan Kota Jogja.

Penyebab Tawuran

Diketahui, aksi tawuran yang terjadi Minggu malam ini buntut dari kejadian pengeroyokan yang terjadi pada 28 Mei 2023 lalu di kawasan Parangtritis, Bantul. 

Saat itu, suporter sepak bola PSIM Yogyakarta, atau yang biasa disebut Brajamusti menggelar pesta di Vila Pondok Bambu Randu Parangtritis, dengan menyalakan musik yang cukup keras hingga tengah malam.

Warga sekitar yang resah dengan suara bising tersebut karena tak berhenti hingga tengah malam, memaksa Ali Susanto Joko Saputro, anggota PSHT yang juga warga sekitar, mendatangi tempat tersebut untuk menegur.

Akan tetapi, kedatangan Ali tak disambut baik oleh Brajamusti, bahkan menimbulkan pengeroyokan dengan senjata tajam. Ali mengalami luka sayatan pada bagian tangannya dan dilarikan ke rumah sakit sehingga mendapatkan 16 jahitan di tangan dan enam jahitan di kepala.
 
Ali lalu melaporkan kejadian ini ke Polres Bantul pada 29 Mei 2023 lalu. Mereka meminta polisi untuk menangkap oknum pengeroyokan anggotanya. 

Aksi pengeroyokan yang dialami anggota PSHT ini pun memicu oknum rekan sesama anggota PSHT dengan mendatangi markas Brajamusti di Stadion Mandala Krida. Terjadi aksi saling lempar batu dan bentrokan kedua massa pecah. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya