Wagub Emil Siap Sinergikan RS Swasta dan RS Pemerintah

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak
Sumber :
  • Humas

VIVA Nasional – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri Seminar Perumahsakitan "The 17th Surabaya Hospital, Medical, Pharmaceutical, Clinical Laboratories Equipment & Medicine Exhibition" di Grand City Convention and Exhibition Jumat 26 Mei 2023.

Taspen Pastikan Akses Layanan Maksimal Jangkau Wilayah Terluar Indonesia, Begini Caranya

Dalam kesempatan tersebut, Emil menyampaikan bahwa dalam upaya mensinergikan peran RS Swasta dan RS Pemerintah, perlu adanya upaya rembug bersama pemerintah daerah setempat terkait masalah-masalah yang ditemukan.

“Sebab kami khawatirnya Pemda setempat ini tidak tahu bahwa dilapangan terjadi masalah seperti soal rujukan dari Puskesmas atau yang lainnya. Sebab ini sudah ranah Pemda. Saya rasa perlu adanya dialog untuk menciptakan harmoni ini,” ungkapnya.

Dua RS Swasta di Brebes Diputus Kerja Sama oleh BPJS Kesehatan, Begini Dampaknya

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak

Photo :
  • Humas

Lebih lanjut, Emil sapaan lekatnya menyampaikan bahwa saat ini keberadaan RS Swasta harus beriringan dengan kehadiran RS Pemerintah. Sebab, saat ini jumlah seluruh RS di Jatim ada 411. Dengan sebaran RS Swasta lebih banyak di Jawa Timur, utamanya di Kota Surabaya, Gresik dan Kota Malang.

Polres Tangerang Minta Masyarakat Lapor Bila ingin Gelar Pesta Kembang Api Tahun Baru 2025

“Sebenarnya kalau kebijakan kita kontraproduktif terhadap esistensi swasta kita akan berakhir dengan swastanya kolabs kemudian masyarakat akan tidak bisa terlayani sehingga kebijakan kita tidak boleh kemudian seakan-seakan mengabaikan eksistensi dari sektor privat,” ujar Emil

Menurut Emil, dalam menciptakan sebuah kualitas layanan kesehatan yang baik, penting adanya sebuah kompetisi dalam hal positif. Dalam hal ini ialah kompetisi dari para SDM tenaga kesehatan yang sudah ada dengan SDM tenaga kesehatan yang baru. 

“Tapi ini perlu adanya trust dari stake holder dengan private sector. Kita harus membangun kompetisi demgan hadirnya kebaruan SDM. Tapi ini perlu di moderasi. Competition create quality, tapi tetap perlu moderasi,” jelasnya.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak

Photo :
  • Humas

Kemudian, upaya meningkatkan mutu RS juga selaras dengan upaya menjaga masyarakat agar tidak melakukan pengobatan di layanan kesehatan yang ada di luar negeri. Pasalnya, saat ini ada 3 negara besar di Asia yang menjadi tujuan untuk pengobatan. Seperti, Malaysia, Thailand dan Tiongkok. 

Adapun faktor-faktor yang membuat masyarakat memilih pengobatan di luar negeri diantaranya yakni mayoritas masyarakat Indonesia merasa puas berobat ke luar negeri karena kelengkapan fasilitas, sikap petugas dan kemudahan pelayanan.

Faktor kedua, mayoritas penyakit yang diderita masyarakat berobat ke luar negeri yaitu penyakit jantung, saluran pencernaan dan kanker. Ketiga yaitu karena layanan yang canggih dan layanan dengan kualitas lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

Faktor yang terakhir, karena Sistem Pelayanan Kesehatan Rujukan mengalami transformasi, sejalan dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas.

“Sebetulnya ini yang disebut kapitasi. Pemda setempat merasa dengan kapitasi semua akan mendapat bagian dengan jumlah yang sama. Namun, menurut saya pribadi seharusnya kapitasi-kapitasi seperti ini diminimalisir,” ucapnya

“Masyarakat tidak hanya harus selesai perawatan di Tingkat Puskesmas saja. Karena tugas Puskesmas ialah layanan promotif dan preventif. Masyarakat yang memiliki BPJS juga berhak mendapat pelayanan dari RS, bukan hanya selesai di Puskesmas saja,” imbuhnya.

Selanjutnya, dirinya menjelaskan bahwa adanya Omnibuslaw Kesehatan, RS dituntut untuk bisa sustain ditengah banyaknya bisnis RS yang bermunculan.

“Ini juga berlaku di Jatim. Karena pertumbuhan RS dari tahun 2015-2022 peningkatan RS sangat signifikan. Jangan sampai kita kekurangan SDM tenaga kesehatan,” imbaunya

Dalam kesempatan ini, Emil juga berkesempatan melakukan dialog interaktif dengan para peserta seminar. Ada sosok Dr. Selvi yang berasal dari RS PKU Muhammadiyah Sumbawa. Ia menanyakan kaitan skema PPPK yang disiapkan bagi tenaga kesehatan.

“Kaitan dengan PPPK tenaga kesehatan ini sama problemnya dengan PPPK guru. Dana pembiayaan seluruhnya sudah diatur oleh Pemerintah Pusat termasuk dengan dana tersebut ekuivalen dengan jumlah orangnya,” terang Emil

“Ditambah pemerintah pusat juga menilai bahwa belanja jasa pegawai tenaga honorer, sama dengan pemborosan. Padahal ini sangat bermanfaat bagi kami,” lanjutnya.

Kepada seluruh peserta seminar, dirinya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kementerian Kesehatan, Organisasi Perumahsakitan, BPJS Kesehatan, dan Universitas dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan baik di RS Pemerintah maupun RS Swasta dengan melakukan pembinaan dan pengawasan RS. 

“Dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan RS, perlu ada sinergitas antara RS Pemerintah dan RS Swasta dengan saling berkolaborasi melengkapi kompetensi pelayanan kesehatan yang dimiliki dengan standar pelayanan yang sama baik RS Pemerintah maupun RS Swasta untuk mendukung sistem rujukan yang optimal,” pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya