Krisis Alam Makin Ngeri, Meratus Terapkan Sistem We All Go Green
- VIVA/ Natania Longdong
VIVA Nasional – Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2021, emisi gas rumah kaca (GRK) global telah meningkat sebesar 43 persen dalam dua dekade terakhir. Hal ini mengindikasi semakin cepatnya krisis iklim dan buruknya cuaca ekstrim seperti peningkatan permukaan air laut, kekeringan, banjir, serta resiko bencana alam lainnya.
Seperti yang terjadi di Malaysia dan beberapa negara lain baru-baru ini, di mana air menjadi langka akibat kekeringan yang berkelanjutan. Selain itu, gelombang panas juga membuat sejumlah aktivitas manusia terganggu.
Dalam hal ini, Meratus, salah satu perusahaan integrator maritim dan logistik, menjalankan aksi cepat tanggap untuk menangani krisis iklim, dengan menciptakan program We All Go Green. Ide tersebut merupakan komitmen Meratus untuk secara aktif memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
“Sebelumnya, Meratus telah melakukan pendekatan secara komprehensif fuel monitoring system, membentuk tim bunker analysis, menganalisa kecepatan terbaik dalam pengurangan bahan bakar, dan juga investasi untuk pemasangan shore connection untuk mengurangi dampak emisi karbon," kata Farid Bellbouab CEO Maratus, di Jakarta, Kamis, 25 Mei 2023.
Farid menegaskan bahwa program tersebut juga merupakan bagian untuk melindungi bumi. Menurutnya, terlalu banyak sampah yang berada di dalam kontainer, seperti plastik bekas pengemasan kargo, dan beberapa bahan baku makanan.
"Ini mungkin pencapaian yang sangat kecil, tapi bagi kami penting untuk melindungi planet ini," ujarnya.
Bahkan, menurut Farid, pihaknya juga telah menyediakan tempat untuk menyaring sampah, dan memisahkan limbah organik dan anorganik. Dia juga mengaku telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan dalam menangani limbah dari setiap kontainer.
"Kami bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang dapat mengangkut sampah (kami), dan kami memastikan bahwa sampah-sampah itu tidak di buang di tempat sampah yang terbuka."