Menko Mahfud Wanti-wanti Adu Kuat Terjadi dalam Pemilu

Menko Polhukam Mahfud MD saat RDP dengan Komisi III terkait transaksi janggal 394 Triliun
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyebut kepentingan politik sering kali menimbulkan permusuhan antar-partai politik (parpol).

Tim Pramono-Rano Siapkan Saksi Berlapis Awasi Hari Pencoblosan 27 November 2024

Mahfud mengatakan, partai politik yang awalnya berkawan, bisa menjadi lawan ketika sudah berbeda kepentingan. Terlebih, dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Mahfud pun mengumpamakan partai NasDem.

"Sehingga di sini yang terjadi adalah adu kuat. Pun di dalam pemilu yang akan kita songsong ini, saudara, ya adu kuat. Tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Ya, ada kepentingan yang abadi," kata Mahfud MD dalam acara Seminar Nasional Literasi Media dan Politik Jelang Pemilu 2024 di UIN Jakarta, Selasa, 23 Mei 2023.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Menko Polhukam Mahfud MD saat rapat dengan Komisi III DPR

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Bisa saja suatu saat Ketua Partai Nasdem berkawan dengan Ketua Partai lain, tetapi ketika suatu saat kepentingannya berbeda bermusuhan," sambungnya.

Bahlil serta Jajaran Kepengurusan Partai Golkar Resmi Terima SK dari Kementerian Hukum

Ketika sudah bermusuhan pun, kata Mahfud, mereka bisa kembali menjadi kawan. "Dan jangan ikuti permusuhan itu secara sungguh-sungguh karena bisa saja dalam waktu dekat bersatu lagi, yang di bawah terlanjur bermusuhan. Itu yang jadi masalah nantinya kalau itu diikuti," katanya. 

Awalnya Mahfud menjelaskan bahwa politik merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Namun dalam praktiknya, acap kali tidak selalu bagus.

Mahfud MD saat hadiri RDP Dengan Komisi III DPR terkait 349 triliun.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Secara praktis, politik itu logikanya bagus tapi praktiknya tidak selalu bagus. Karena di dalam politik itu dalilnya adalah kepentingan. Siapa, mendapat apa, dan dengan cara bagaimana. Itu politik. Yang penting dapat," katanya.

"Saya siapa, saya harus dapat itu, caranya yang penting dapat, itu praktisnya, bukan itu definisi, bukan. Itu praktis. Kalau kita lihat sekarang apa yang terjadi di tengah-tengah kita, ya itulah," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya