Oknum CPNS yang Dituding Aniaya Calon Istri Buka Suara, Begini Katanya

Ilustrasi penganiayaan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/bykst

VIVA Nasional – Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) MPR RI berinisial HG yang dituding calon istrinya, yang merupakan salah seorang pegawai honorer di salah satu kementerian berinisial RA melakukan pemukulan angkat bicara. Dia mengatakan kalau RA juga telah dia laporkan ke polisi atas dugaan pengancaman pembunuhan.

Sandi Bongkar Borok Selama jadi Honorer Damkar: Laporan Kinerja Buat Sendiri, Pimpinan Hanya Teken

"Dan sedikit juga informasi dari saya bahwa begitu juga sebenarnya saudari RA juga sedang saya laporkan ke polisi atas dugaan pengancaman pembunuhan terhadap saya, menghancurkan karir saya, dan lain-lain. Namun saya baru kali ini harus membukanya sebab terpaksa akibat kegilaan yang saya rasakan oleh tindakan-tindakan saudari RA," kata HG dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 20 Mei 2023.

Dia minta RA untuk membuktikan laporan yang dibuat terhadapnya terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan olehnya. HG sendiri mengaku bingung atas laporan yang dibuat RA.

Intip Cara Cek Pengumuman Kelulusan Hasil Akhir Seleksi CPNS 2024, Mudah dan Hanya Gunakan Ponsel

"Saya sendiri bingung memahami laporan saudari RA tersebut, sebab pasca perdebatan yang terjadi di lingkungan parkiran tempat saya bekerja tersebut, saya bersikap mengalah demi mengantarkan saudari RA pulang ke rumah orang tuanya. Karena pada saat itu saudari RA memaksakan keadaan padahal yang bersangkutan sudah menyadari bahwa dirinya tidak menggunakan helm untuk dibonceng dari kantor saya ke rumahnya yang berjarak kurang lebih 18 Kilometer," katanya.

Terpopuler: Kronologi Driver Ojol Diduga Perkosa Turis, Fakta Digital Satu Keluarga Tewas Akibat Pinjol

Dia menjelaskan, pada saat di rumah RA, dirinya memutuskan untuk membatalkan rencana menikahi RA dengan beberapa alasan yang disampaikan kepada kedua orang tua RA. Respon ayah RA, lanjutnya, sudah memahami keputusannya. Ayah RA dikatakan paham sifat dan kelakuan anaknya yang dirasa harus lebih banyak terkena air wudhu dan dzikir.

"Entah itu ungkapan jenis apa yang pernah diucapkan oleh seorang ayah, apakah suatu nasehat baik atau sekaligus suatu ungkapan kekecewaan seorang ayah terhadap kelakukan saudari RA sendiri. Sebagai wali dari saudari RA, ayahnya pun meminta agar saudari RA untuk ikhlas dan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran," katanya.

HG mengambahkan, keesokan pagi, RA mengunjungi rumahnya dan bertemu dengan ibunya dan mengatakan betapa sayangnya keputusan pembatalan pernikahan. Tapi, ibunya disebut menyampaikan kalau dis tidak akan mungkin membuat keputusan tersebut jika tak ada alasan yang fatal. HG mengaku tidak pernah meminta uangnya yang ada pada RA untuk patungan biaya pernikahan kembali.

"Dari kedua pembicaraan di rumah orang tua saudari RA dan rumah orang tua saya, saudari RA tidak pernah sama sekali menceritakan bahwa saya melakukan penganiayaan saat di kantor tempat saya bekerja. Namun anehnya selepas saudari RA dari rumah saya tepatnya setelah berbicara dengan ibu saya, ia pun melakukan visum terhadap dirinya yang entah diakibatkan oleh apa. Dengan bukti visum itu lah ia membuat laporan ke kantor polisi, yang akhirnya dengan itulah saudari RA mencari perhatian kemana-mana, bahkan mencarinya hingga ke pejabat-pejabat negara, dan gembar gembor sampai ke media sosial," katanya.

Maka dari itu, HG merasa sangat dirugikan oleh tindakan yang dilakukan oleh RA yang kerap kali memviralkan informasi yang tidak benar olehnya. Dia menegaskan kalau RA ingin dirinya dipecat dari tempatnya bekerja sekarang. Bahkan, lanjutnya, RA pernah mengkronfrontir sebuah informasi yang tak benar bahwa dia melakukan tindakan asusila di lingkungan kantor dengan atasannya di parkiran mobil.

"Yang mana menurut saudari RA dugaan tindakan asusila saya bisa dibuktikan oleh rekaman CCTV. Saudari RA menyangka saya melakukan tindakan asusila dengan atasan saya agar mendapatkan jaring pengaman untuk melindungi saya dari pembicaraan yang buruk-buruk tentang saya di lingkungan kantor. Dengan begitu tegas ia menyakini tindakan asusila tersebut, tentunya hal itu tidak hanya mencemarkan nama saya bahkan nama atasan saya," ujar dia.

Lebih lanjut dia mengatakan kalau tindakan RA ini sudah tidak terperi lagi bagi dirinya. Dia menegaskan kalau RA hanya ingin menghancurkan hidupnya.

"Fitnah memang lebih kejam dari sebuah tragedi pembunuhan. Tidak cukup fitnah itu ditujukan kepada diri saya saudari RA kemudian memfitnah atasan saya walaupun tidak ada kaitannya sama sekali. Begitu hancur hati saya dengan perlakuan saudari RA orang yang dulu saya kenal ternyata tidak pernah saya kenali sikap-sikap buruknya ini akan menimpa diri saya dan sangat membahayakan jiwa saya. Di samping itu banyak sekali dukungan dari keluarga dan para sahabat yang tidak pernah berhenti bagai suatu mata air bagi saya. Sejauh ini saya mengalami kondisi psikis yang tidak baik-baik saja. Namun cinta dari keluarga dan sahabat-sahabat saya yang menjadi pengiring untuk menguatkan saya setiap harinya," ujar dia lagi.

Sebelumnya diberitakan, salah seorang pegawai honorer di salah satu kementerian berinisial RA mengaku menjadi korban pemukulan, yang diduga dilakukan oleh calon suaminya yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) MPR RI berinisial HG.

Melalui akun TikTok @superyntrr, RA menyebut insiden itu terjadi di akses jalan keluar motor dekat area parkiran persis depan kantor Pamdal DPR/MPR RI sekitar pukul 19.15 WIB, Kamis, 28 Juli 2022. 

"Saya datang ke kantornya dengan maksud meminta kejelasan dan penyelesaian atas masalah yang sedang kami hadapi. Saya terpaksa datang kesana, karena oknum tersebut ini menutup semua akses komunikasi selama dua minggu," kata RA dalam akun tersebut, Jumat, 19 Mei 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya