Sistemnya Diretas Hacker Lockbit, Bareskrim Sebut BSI Segera Buat Laporan Polisi

Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI).
Sumber :
  • Antara

VIVA Nasional – Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Adi Vivid A Bachtiar mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus serangan siber yang dialami sistem PT Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu. 

Sindikat Acil Sunda Terbongkar, Jualan Pornografi Anak di Grup Telegram Berbayar Rp300 Ribu

Sistem PT BSI diduga diretas oleh ransomware Lockbit 3.0. Penyerangan itu mengakibatkan layanan mobile banking hingga ATM BSI eror selama beberapa hari. 

Adi menyebut sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai kasus peretasan tersebut. Namun, berdasarkan informasi yang ia peroleh, pihak BSI berencana untuk melaporkan kasus serangan siber tersebut.

Digitalisasi Ekstrem: Ketika Warga Negara Hanya Menjadi Data di Tiongkok

"Informasi yang saya dapatkan, dari pihak BSI akan membuat laporan polisi," kata Adi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 19 Mei 2023.

Kepala BSSN Sebut Serangan Ransomware Jadi Ancaman Utama di Pilkada 2024

Adi melanjutkan, pihaknya menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menyelidiki kasus peretasan yang dialami PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Kata dia, proses penyelidikan dimulai sejalan dengan pemulihan sistem BSI.

"Intinya membantu pemulihan (sistem) sekaligus memulai proses penyelidikan," tandas Adi. 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah nasabah BSI telah berhari-hari mengeluhkan dan memprotes terganggunya (error) layanan BSI, yang terjadi sejak Senin, 8 Mei 2023 lalu. 

Bank Syariah Indonesia (BSI) telah mengalami gangguan layanan mobile banking dan ATM sejak Senin, 8 Mei 2023. Banyak pihak menduga bahwa hal itu disebabkan adanya serangan siber yang menyasar sistem milik bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama BSI Hery Gunadi mengatakan bahwa pihaknya pun masih perlu pembuktian lebih lanjut mengenai dugaan terjadinya serangan siber tersebut. Upaya itu dilakukan melalui mekanisme audit dan digital forensik.

"BSI menyadari adanya risiko keamanan siber. Oleh karena itu, kami meningkatkan siber sekuriti sejalan dengan regulator," kata Hery dalam konferensi pers di Wisma Mandiri, Kamis, 11 Mei 2023.

Sementara itu, Ransomware Lockbit 3.0 diduga menyerang sistem teknologi informasi (TI) Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menyebabkan gangguan layanan perbankan ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin kemarin.

Dugaan tersebut diungkap Pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto lewat cuitannya.

Ia juga melampirkan tangkapan layar pengumuman Lockbit 3.0. "Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance (perbaikan). Hari ini terkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban ransomware," katanya, melalui akun Twitter, Sabtu, 13 Mei 2023.

Teguh memaparkan total data yang dicuri dari serangan terhadap sistem BSI mencapai 1,5TB. Data tersebut diklaim memuat 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang mereka gunakan.

"Selain itu kebocoran ini juga termasuk data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA dll," tutur dia. Lebih lanjut, Teguh menjelaskan data pelanggan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang bocor di antaranya nama, nomor ponsel, alamat, saldo di rekening, nomor rekening, history transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya