Johnny Plate Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Anies: Keadilan Harus Ditegakkan
- VIVA/Andrew Tito
VIVA Nasional – Calon Presiden Usungan Nasdem, Anies Baswedan, mendatangi Nasdem Tower dan bertemu dengan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh pada Rabu malam, 17 Mei 2023. Hal itu dilakukan usai ditangkapnya Sekjen Nasdem, Johnny G Plate oleh Kejaksaan Agung atas kasus korupsi BTS.
Anies mengatakan, Surya Paloh adalah sosok Ketua Umum Partai yang luar biasa tegar menerima kenyataan bahwa Sekjennya tertangkap.
"Malah hari ini saya menyaksikan dari dekat dan saya bangga. Saya bangga memiliki Abang seperti bang Surya Paloh ini," ujar Anies dalam keterangannya di Nasdem Tower, Menteng Jakarta Pusat, Rabu 17 Mei 2023.
Anies juga mengatakan bahwa Surya Paloh adalah sosok nasionalis yang sejati dengan terlihat dati sikapnya memiliki konsekuensi besar bagi NasDem.
"Seorang yang menyatakan dengan lantang bahwa menghormati kebhinekaan adalah menjaga persatuan. Karena itu ujian tantangan yang dilewati, itu dilewati dengan rasa yakin, bahwa ini membawa pesan-pesan dan nilai kebenaran," ujarnya.
"Begitu banyak orang mengatakan A, B, C, D, E, tentang kami dan Bang Surya Paloh sebagai seorang nasionalis sejati melakukan pengujian, melakukan pembuktian, melakukan pemantauan, dan sampai kepada sikapnya," tambahnya.
Anies Akui Jadi Tantangan Besar, Tapi Keadilan Harus Ditegakkan
Anies mengatakan bahwa partai Nasdem saat ini telah mengambil sikap dengan mengahadapi kenyataan.
"Tantangan besar insyaAllah bisa dilewati bila keyakinan itu ada. Dan malam ini saya menyaksikan itu dari dekat," ujarnya.
Anies mengatakan, hingga kini negara telah menjunjung tinggi keadilan dengan menangkap pelaku koruptor dalam segi apapun, dan NasDem mendukung penuh tindakan pemerintah.
"Justru karena besarnya tantangan ini, kita makin yakin bahwa keadilan harus ditegakkan di negeri ini, bahwa keadilan itulah yang bisa menjaga persatuan di negeri ini," ujarnya.
Anies juga mengatakan dirinya yang bertemu Surya Paloh juga membahas soal prinsip partai yang akan tetap maju meskipun saat ini tengah bersedih. "Kita bicara prinsip, kita bicara nilai, kita bicara tentang mengapa kita berjuang, mengapa kita mengambil jalur ini, jadi sama sekali tidak bicara seperti itu (elektoral). Itu menjadi urusan remeh-temeh, urusan kita lebih besar daripada sekedar jumlah suara daripada persentase republik ini tidak diatur tidak dipikirkan lewat persentase," tambahnya.