Pernyataannya Dianggap Rasis Terhadap Anies, Laode Umar Bonte KNPI Buka Suara

Laode Umar Bonte
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA Nasional – Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Laode Umar Bonte memberikan penjelasan terkait video viral di akun media sosial, yang sebelumnya dikritik oleh berbagai pihak lantaran mengeluarkan pernyataan berbau rasis terhadap salah satu bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.

Pramono Yakin Dukungan Anies dan Anak Abah Bisa Tekan Angka Golput di Pilgub Jakarta

Kepada awak media, Umar Bonte menegaskan dengan postingannya di akun Facebook pribadinya, dirinya tidak bermaksud rasis.

"Jadi video yang beredar itu tidak pernah kita bermaksud untuk rasis. Jadi justru kita ingin mengingatkan bahwa dalam pentas politik ke depan tidak boleh mengangkat isu rasis, menghina, atau menggerakan orang dalam potensi dirinya. Boleh-boleh saja kita menjadi presiden, menjadi apa itu boleh-boleh saja, tetapi pilihan politik saya bisa saja kemukakan seperti itu," ujar Umar dalam keterangannya dikonfirmasi, Sabtu 13 Mei 2023.

Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

Umar Bonte mengatakan, Anies Baswedan yang merupakan warga negara Indonesia, memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden.

Ucapkan Terima Kasih ke Anies, Pramono Janji Lanjutkan Programnya di Jakarta

"Pak Anies kan warga negara Indonesia, dan dia punya hak, nggak ada masalah dengan Pak Anies, tapi saya tidak memilih dia, gitu," ujarnya.

Umat kembali menegaskan bahwa dengan adanya video viral atas pernyataannya itu sama sekali tidak bermaksud menghina atau merendah suatu suku ras.

"Intinya harapan saya dalam video yang beredar itu tidak ada satu pun yang menghina atau merendahkan suku bangsa, dan memang tidak diperbolehkan, tapi Anies untuk maju sebagai presiden itu hak dia dan itu bisa, secara undang-undang dia mempunyai hak untuk maju, seperti itu,” ujarnya.

“Dan tidak ada menghina, menyebut, tidak ada. Dan tidak boleh di dalam kontestasi demokrasi menghina dan merendahkan suku bangsa tidak boleh itu melanggar undang-undang," tambahnya.

Umar juga mengatakan warga Indonesia juga memiliki hak untuk memilih siapa calon Presiden yang akan datang. Dalam hal ini juga Umar mengatakan Anies Baswedan yang sebagai warga negara Indonesia juga punya hak dipilih untuk maju bertarung dalam Pilres 2024.

"Bagi saya Anies Baswedan itu sudah warga negara Republik Indonesia dan dia sudah bangsa Indonesia, jadi tidak boleh seolah-olah saya tidak mengakui Anies Baswedan sebagai bangsa Indonesia, saya mengakui dia," ujarnya.

Lebih lanjut, Umar mengatakan banyak calon putra terbaik bangsa lainnya yang juga berkualitas untuk bisa jadi Presiden 2024.

"Tapi ada pilihan terbaik lain, jadi ada banyak putra bangsa Indonesia terbaik, Anies Baswedan juga putra bangsa Indonesia terbaik, Ganjar Pranowo juga putra bangsa Indonesia terbaik, Prabowo Subianto juga putra bangsa Indonesia terbaik, tetapi pilihan politik saya ada pada putra bangsa terbaik siapa? Kan gitu, bukan yang lain tidak baik, bukan bukan, bukan yang lain tidak bangsa Indonesia. Jadi jangan kebakaran jenggot hanya karena beda-beda pemikiran, bukan," ujarnya.

Umar mengatakan untuk Pilpres 2024 nanti, dirinya tidak memilih Anies bukan karena alasan tertentu.

"Kalau kita menyampaikan bahwa saya tidak ingin memilih kamu, saya tidak ingin memilih seseorang, itu kan pilihan saya, bisa saya pilih karena dia ganteng, bisa saya pilih dia karena dia putih, karena dia cerdas. Jadi itu pilihan pilihan kita, bukan karena kita rasis, bukan berarti kita memilih yang lebih pintar karena yang lain bodoh, enggak, bukan begitu logika berpikirnya, bukan kita rasis, saya memilih orang karena dia ganteng, bukan yang lain jelek, bukan, bukan begitu," ujarnya.

Dalam video viral yang dianggap pernyataan rasis tersebut, Umar meminta maaf jika ada pihak pihak yang merasa terganggu.

"Kalau untuk video ini artinya apabila ada orang-orang yang merasa terganggu dengan video itu saya menyampaikan permohonan maaf saya, ya artinya kalau ada orang yang merasa terganggu, tetapi tidak pernah kita mengatakan sesuatu hal yang salah di situ," ujarnya.

Berikut pernyataan lengkap Umar Bonte yang dianggap rasis dalam video yang diunggah di akun TikTok Umar Bonte @UmarBonte_official.

Sebagai Ketua Umum DPP KNPI secara tegas dan lugas saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi presiden republik Indonesia yang harus memimpin putra putra terbaik bangsa ini. Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi gubernur, itu cukup dalam pentas politik tanah air, tapi kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan. Biarkanlah putra putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia. Saya setuju Anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini. Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia, Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra putra asli bangsa Indonesia.

Karena itu saya meminta kepada seluruh pemuda Indonesia seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia berilah kesempatan terbaik untuk memimpin bangsa ini dari putra bangsamu sendiri, Prabowo oke, Ganjar Pranowo oke. Jangan karena terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta lalu kemudian menjadi kepedean mau jadi presiden juga. Jangan, Anda menjadi gubernur DKI Jakarta bukan karena komunitas yang kuat di situ, bukan karena kontestasi politik kemarin, mendorong dorong agama, memaksa maksa agama, kemudian melahirkan Anies Baswedan menjadi gubernur, tetapi untuk menjadi presiden, jangan jugalah. Bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa bangsa-bangsa yang memang memiliki leluhur yang asli, Papua memiliki leluhur, Kalimantan memiliki leluhur, Jawa memiliki leluhur, Sumatera memiliki leluhur, leluhur-leluhur inilah menjadi putra bangsa asli yang harusnya diberikan kemenangan untuk memimpinnya. Saya berilustrasi Anda boleh saja lahir dan besar di rumah saya, tetapi untuk menjadi tuan rumah di rumah saya tidak mungkin saya akan berikan kesempatan itu, tidak logis namanya. Anda boleh saja memiliki orang tua atau mengaku memiliki orang tua menjadi pahlawan negara ini, tetapi untuk menjadi presiden sadar diri, jangan, ini yang saya ingin menggugah. Terima kasih. Assalamualaikum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya