Menangis saat Ditelepon Tokoh Papua, Susi Pudjiastuti: Apa Kejahatan Saya?
- U-Report
VIVA Nasional – Bos Susi Air, Susi Pudjiastuti menangis dan marah besar atas pembakaran pesawat dan penyanderaan kepada sang pilot, Philips Mehrtens di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Hal itu diketahui melalui sambungan telepon yang dilakukan oleh Susi dan pendeta Karel Phil Erari yang merupakan tokoh Papua.
Susi dalam pembicaraan itu meluapkan emosianya atas penyanderaan pilot Susi Air yang terus berlangsung hingga hari ini.
"Saya bicara dengan Bapak, saya nangis karena marah. Tidak adil, kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri cari makan untuk menghidupi ratusan ribu orang kalian aniaya itu, marah saya Pak Phil," kata Susi sambil terisak dilansir melalui Tik-Tok @popularitas.com Minggu, 7 Mei 2023.
Merespons hal itu, Phil mengungkapkan keprihatinan atas penyandraan yang dilakukan oleh KKB tersebut. Phil juga turut meminta maaf atas kejadian tersebut. "Sorry-sorry sekali, i'm so sorry Bu Susi. Saya juga ikut menangis dengan Bu susi, Tuhan memberkati Bu Susi," ujar Phil.
Pun, Susi meminta maaf karena dirinya merasa emosional atas pembicaraan tersebut. "Maaf saya marah dan nangis karena jengkel semua kecewa," ujarnya.
Diketahui, pembicaraan itu berlangsung karena pendeta Phil menghubungi Susi. Hal itu diungkapkan Susi melalui akun Twitternya. "Mereka yang telepon saya," jelas dia.
Susi lebih lanjut menceritakan, Susi Air sudah terbang di Papua hampir 20 tahun untuk membantu masyarakat. Di mana Susi Air dalam satu hari melakukan penerbangan sebanyak 70-90 untuk membawa bantuan makanan hingga transportasi warga.
"Saya cuci luka anak-anak, saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya di bakar, pilot saya diculik apa? Apa kejahatan saya sehingga mereka jahati saya seperti ini," ujarnya.
Susi pun, mempertanyakan kepada Phil apa saja kejahatan yang sudah diperbuat sehingga pilotnya masih disandera.
"Saya cari makan, iya di Papua. Tapi saya bantu orang Papua juga banyak," ujarnya.
Susi menuturkan, dirinya sempat merasa senang saat KKB mengatakan ingin bernegosiasi bersama TNI dan Polda. Namun, dua hari kemudian para prajurit TNI ditembak oleh KKB.
"Itu kan apa, katanya mau negosiasi tapi kalian bunuh putra-putra bangsa. Saya jadi lebih marah lagi. Mau diambil apa? Sementara orang lain yang cari untung saja di Papua kalian biarkan," kata dia.