Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Disidang Etik Hari Ini
- Dokumentasi BRIN
VIVA Nasional – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengaku sudah melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar salah satu civitas BRIN, yakni Andi Pangerang Hasanuddin terkait diskusi perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H. Komentar Andi Hasanuddin terhadap ketetapan Muhammadiyah menuai kontroversi.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan pihaknya bakal memproses Andi melalui Majelis Etik ASN. Sidang etik itu akan digelar pada hari ini, Rabu, 26 April 2023.
"Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," kata Laksana Tri Handoko.
Kendati Andi sudah membuat surat permintaan maaf, BRIN tetap memproses yang bersangkutan. Sidang etik, kata Tri Handoko, tetap digelar dalam rangka mempertanggungjawabkan unggahan Andi Hasanuddin yang ramai di media sosial. "Setelahnya sidang Majelis Hukuman Disiplin ASN untuk penetapan sanksi final," kata Handoko.
Dalam kesempatan sama, Handoko mewakili BRIN meminta maaf kepada khususnya seluruh warga Muhammadiyah, atas pernyataan dan perilaku salah satu pegawainya. Walau hal ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan.
"BRIN mengimbau para periset BRIN untuk lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial dan mengedepankan nilai BerAkhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif)," kata Handoko.
Diketahui, komentar Andi Pangerang Hasanuddin, seorang peneliti astronomi BRIN pada tautan yang diunggah peneliti BRIN Thomas Jamaluddin telah menuai kemarahan sejumlah pihak soal perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023.
Awalnya, Thomas berkomentar bahwa Muhamamdiyah sudah tidak taat pada keputusan Pemerintah, karena menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 H berbeda dengan penetapan Pemerintah. Komentar Thomas itu dibalas oleh akun AP Hasanuddin dengan sinis dan mengancam.
Beberapa komentar yang diunggah oleh AP Hasanuddin terkait perbedaan itu pun ramai di media sosial. "Saya tak segan-segan membungkam kalian Muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama Pak Thomas, Pak Marufin, dkk, kok masih gak mempan," tulis akun AP Hasanuddin.
Selain itu, AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S.
"Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian!!!" tulis AP Hasanuddin. Belakangan AP Hasanuddin meminta maaf melalui sebuah surat pernyataan.