Kritik Muhammadiyah Egois, Profesor BRIN Thomas Djamaluddin Minta Maaf

Peneliti senior BRIN Thomas Djamaluddin (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA Nasional – Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Thomas Djamaluddin meminta maaf kepada warga Muhammadiyah atas kritiknya terhadap kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah dalam menentukan awal Syawal atau Idul Fitri 1444 Hijriah.

Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD, Ketua Umum Muhammadiyah Bilang Begini

Kritik Thomas Djamaluddin yang menyebut kriteria wujudul hilal yang dipakai Muhammadiyah sudah usang secara astronomi itu juga memicu seorang peneliti BRIN lainnya yakni Andi Pangerang Hasanuddin menebar ancaman akan membunuh warga Muhammadiyah gara-gara perbedaan hari raya dengan pemerintah. 

"Dengan tulus saya memohon maaf kepada Pimpinan dan warga serta teman-teman Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud," kata Thomas Djamaluddin dalam postingannya di Instagram pribadinya, dikutip Rabu, 26 April 2023.

Muhammadiyah Luncurkan Produk AC yang Bikin Sejuk 'Dunia dan Akhirat', Berapa Harganya?

Thomas mengatakan permintaan maaf tulusnya itu dilatarbelakangi atas sikap kritisnya pada kriteria wujudul hilal yang dianggapnya usang secara astronomi. Juga sikap ego organisasi yang dianggapnya telah menghambat dialog menuju titik temu.

Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Prof Thomas Djamaluddin

Photo :
  • Kemenag
Sekjen Pemuda Muhammadiyah Desak PDIP Pecat Hasto Kristiyanto Terkait Kasus Harun Masiku

Ia menegaskan tak ada kebencian atau kedengkian pada Muhammadiyah. Mantan Kepala LAPAN itu justru memuji Muhammadiyah sebagai aset bangsa yang luar biasa. "Niat saya hanya mendorong perubahan untuk bersama-sama mewujudkan kesatuan umat secara nasional lebih dahulu," ujarnya

Thomas mengakui sering mengulang-ulang penjelasannya setiap ada perbedaan hari raya. Ia mengingatkan bahwa perbedaan itu mestinya bisa diselesaikan bukan dilestarikan.

"Sekali lagi saya mohon maaf dengan tulus kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas ketidaknyamanan dan kesalahfahaman yang terjadi," ungkapnya

Sebelumnya, Peneliti BRIN Andi Pangerang juga meminta maaf buntut pernyataannya yang diduga mengancam warga Muhammadiyah. Permohonan maaf tersebut dituangkan dalam surat pernyataan.

"Menyatakan bahwa komentar di Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023 di akun Thomas Djamaluddin yang berbau ancaman pembunuhan kepada Muhammadiyah adalah benar dan sesadar-sadarnya dari saya pribadi," demikian seperti dikutip dari surat pernyataannya, Senin 24 April 2023.

Dalam surat pernyataannya tersebut, dirinya mengaku terpancing emosi. Alhasil dia berkomentar diluar prediksi. Andi mengaku tak terima atas kritik yang didapat peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin yang berkata soal perbedaan metode penetapan Hari Raya Idul Fitri oleh Muhammadiyah.

"Saya berkomentar demikian dilandasi dari rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun tersebut diserang oleh sebagian besar warga Muhammadiyah yang tidak terima oleh unggahan di akun tersebut," kata dia.

Baik Andi Pangerang Hasanuddin maupun Thomas Djamaluddin sama-sama dilaporkan ke polisi oleh warga Muhammadiyah  

"Iya dua-duanya dilaporkan dengan Undang-undang ITE dan KUH pidana. Kita (bawa bukti) screenshot dari media sosial," ujar Ewi, warga Muhammadiyah kepada wartawan, Selasa 25 Januari 2023.

Ewi menjelaskan alasan melaporkan akun Thomas Djamaluddin lantaran statusnya di media sosial saling keterkaitan dengan komentar AP Hasanuddin. Unggahan Thomas Djamaluddin dinilai memprovokasi perbedaan penentuan awal Idul Fitri yang sudah ditetapkan Muhammadiyah.

Ewi menilai, kehadiran Muhammadiyah di Indonesia telah banyak membantu pemerintah hingga masyarakat. Dia mengatakan unggahan kedua peneliti BRIN tersebut dapat mencederai rasa toleransi yang sudah terjalin selama ini.

"Artinya Muhammadiyah itu kan warganya paling toleransi. Tapi karena ada yang mencoba melecehkan konstitusi kita. Akhirnya Muhammadiyah dengan kesadarannya terpanggil melaporkan akun-akun seperti ini untuk meminimalisir terjadinya intoleransi di negara kita," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya